Jumat, 3 Oktober 2025

Menilik Desa Girilayu di Lereng Lawu, Kekayaan Motif Batik yang Gigih Lestari

Berangkat dari motif khas Girilayu dengan motif Tugu Tri Dharma, motif modern senantiasa terbarukan berkat inovasi generasi pengrajin batik

|
Tribunnews.com/Chrysnha Pradipha
BATIK GIRILAYU - Pengrajin batik tulis tengah melakukan proses pengerjaan produksi di rumah batik Giri Wastra Pura di Desa Girilayu, Matesih, Karanganyar 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chrysnha Pradipha

TRIBUNNEWS.COM, KARANGANYAR - Desa Girilayu, Matesih, Karanganyar, adalah rumah bagi motif-motif batik yang lahir dari perenungan panjang sejarah dan budaya.

Motif Tugu Tri Dharma misalnya, menjadi simbol ikonik yang mengikat dua tokoh besar: Pangeran Sambernyawa dari era Mangkunegaran, dan Presiden Soeharto dari masa republik.

Monumen kecil itu berdiri hening di antara dua kompleks pemakaman agung: Astana Mangadeg dan Astana Giribangun.

Namun dari keheningan makam itulah, lahir suara-suara baru lewat guratan canting.

“Setiap motif di sini punya makna, bukan asal corak. Ada filosofi pengabdian, persatuan, dan semangat spiritual di baliknya,” ujar Partinah, pemilik usaha batik tulis Giri Wastra Pura.

Ia menunjukkan selembar batik bergambar Tugu Tri Dharma, panjangnya 2,6 meter, lebar hampir satu setengah meter.

Kain itu belum diwarnai, tetapi pancaran nilainya sudah terasa dalam tiap garisnya.

Selain Tugu Tri Dharma, motif-motif klasik seperti Wahyu Tumurun, Gringsing, hingga Parang dan Truntum masih lestari.

Muncul pula motif-motif baru, hasil inovasi dari para pengrajin muda yang mulai memberi warna segar pada kanvas budaya tua.

“Anak-anak muda sekarang ikut terlibat. Sekitar 30 hingga 40 persen dari total pengrajin adalah generasi baru,” terang Partinah yang merupakan generasi keempat pembatik dari garis buyutnya.

Baca juga:  Cerita Generasi Kelima Pengrajin Batik Giri Wastra Pura, Menolak Harta Leluhur Sirna

Keanekaragaman Motif

Dalam penelitiannya, Wakil Dekan FSRD Universitas Sebelas Maret, Dr. Desy Nurcahyanti, S.Sn., M.Hum, menyebut, batik di Girilayu pertama kali muncul dari tangan para penjaga makam dan keturunannya di Girilayu, tempat penguasa Mangkunegaran (I hingga III) dikebumikan.

Sementara  tahun 1795, tahun wafat KGPAA Mangkunegara I, sering digunakan sebagai patokan awal.

Untuk itu, ekspolrasi nilai estetika dalam batik Girilayu menunjukkan keterlibatan budaya Mangkunegaran dalam menciptakan gaya dan karakter khusus batik ini.

Selain Tugu Tri Dharma sebagai inspirasi motif batik sekaligus mengimplementasikan konsep ajarannya, terdapat keanekaragaman motif batik yang berkembang di Girilayu.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved