Kemendag Proyeksikan Kebijakan Tarif Resiprokal AS Bakal Ganggu Kinerja Ekspor Impor
Kemendag memproyeksikan, kinerja ekspor impor Indonesia bakal menurun imbas kebijakan tarif resiprokal yang berlaku di Amerika Serikat
Penulis:
Nitis Hawaroh
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memproyeksikan, kinerja ekspor impor Indonesia bakal menurun imbas kebijakan tarif resiprokal yang berlaku di Amerika Serikat.
Tercatat bahwa kebijakan tarif resiprokal AS untuk Indonesia sebesar 32 persen. Serta kebijakan tarif dasar baru dipatok sebesar 10 persen.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan, kebijakan itu dipastikan memberikan dampak pada Indonesia. Meskipun dia belum mengetahui persisi besaran dampaknya seperti apa.
Baca juga: Pengamat Sebut Kerja Sama Dagang Indonesia-AS Langkah Strategis Hadapi Tarif Resiprokal Trump
"Buat Indonesia, ini berdasarkan kalkulasi kami, ini juga bisa menurunkan kinerja ekspor maupun impor. Dengan range yang berbeda-beda untuk masing-masing sektor," kata Djatmiko, di Kantor Kemendag, Senin (21/4/2025).
Sebab menurutnya, Amerika sendiri telah menjadi salah satu ekonomi terbesar di dunia. Sehingga kebijakan yang diambil AS akan berdampak terhadap negara-negara lain termasuk Indonesia.
"Tentunya kepada negara-negara yang memiliki tingkat integrasi yang dalam dengan ekonomi Amerika Serikat. Ya contoh misalnya Kanada, Meksiko. Ya meskipun mereka punya perjanjian, tapi diberikan tadi tarif yang new baseline tarif tentunya juga akan berdampak," jelas dia.
Meski demikian, Djatmiko memproyeksikan bahwa penerapan tarif resiprokal ini juga akan meningkatkan investasi asing masuk ke Indonesia.
Namun sayangnya, dia enggan menjelaskan lebih rinci besaran investasi yang masuk itu berapa. Namun dia menegaskan akan berdampak pada peningkatan investasi asing.
"Tapi juga ada satu hasil kalkulasi yang kita peroleh bahwa justru dengan penerapan tarif ini juga akan meningkatkan kesempatan untuk ataupun kegiatan investasi," ucap dia.
"Secara kuantitatif tidak disebutkan angkanya, tapi diprediksi akan meningkatkan aliran investasi Asia ataupun FDI apabila tarif ini diberlakukan, baik reciprocal ataupun yang new baseline tarif," sambungnya.
Naik
Sejak 2015 hingga 2024, nilai perdagangan kedua negara secara umum terus mengalami peningkatan.
"Tren peningkatan neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika terlihat lebih didorong oleh tren peningkatan neraca perdagangan non-migas,” jelas Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti.
Berdasarkan data BPS, hingga Maret 2025, Indonesia membukukan surplus perdagangan dengan Amerika Serikat sebesar 4,32 miliar dolar AS. Angka ini meningkat dibandingkan periode yang sama pada 2024, yakni sebesar 3,61 miliar dolar AS.
10 Provinsi yang Warganya Jarang Menonton TV Lagi, Apakah Daerahmu Termasuk? |
![]() |
---|
Disumbang Tomat hingga Cabai Rawit, Indonesia Deflasi 0,08 Persen Pada Agustus 2025 |
![]() |
---|
Nilai Impor RI hingga Juli 2025 Capai 136,51 Miliar Dolar AS |
![]() |
---|
Tahun Ini Industri Logistik Diproyeksi Tumbuh 10 Persen |
![]() |
---|
10 Provinsi yang Warganya Masih Menonton TV dalam Seminggu Terakhir, Cek Daerahmu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.