Minggu, 5 Oktober 2025

Indeks Harga Saham Gabungan

Pasar Saham Anjlok, Perbankan Kaji Opsi Buyback 

kebijakan buyback saham tanpa RUPS ini telah disampaikan kepada Direksi Perusahaan terbuka melalui surat resmi OJK tertanggal 18 Maret 2025.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
SAHAM ANJLOK - Pengunjung beraktivitas di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (18/3/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada Selasa (18/3) dan sempat terjadi pembekuan sementara perdagangan (trading halt) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) yang dipicu penurunan IHSG mencapai 5 persen. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasar saham masih mengalami tekanan, di mana Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat membekukan perdagangan sementara karena IHSG anjlok hingga 5,02 persen ke level 6.146.    

Penurunan ini terjadi akibat spekulasi yang muncul di pasar, termasuk rumor mengenai kemungkinan mundurnya Menteri Keuangan, Sri Mulyani. 

Dalam menganggapi kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Kebijakan Pelaksanaan Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Perusahaan Terbuka atau buyback saham tanpa melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).  

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon, Inarno Djajadi mengatakan, kebijakan buyback saham tanpa RUPS ini telah disampaikan kepada Direksi Perusahaan terbuka melalui surat resmi OJK tertanggal 18 Maret 2025.

Baca juga: Tanggapi IHSG Anjlok, Waka MPR: Kuatkan Basis Investor Institusional Domestik

Inarno mengatakan, kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan di pasar dan dapat mengurangi tekanan serta merupakan tindak lanjut dari pertemuan dengan para pemangku kepentingan di Pasar Modal yang diselenggarakan 3 Maret 2025 lalu.

Menganggapi kebijakan OJK tersebut, Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan mengatakan, pembelian kembali (buyback) saham dapat menjadi salah satu sentimen positif terhadap pergerakan harga saham

“Buyback saham adalah aksi korporasi yang memberikan sentimen positif ke harga saham karena dapat menaikkan demand terhadap saham tersebut, sehingga harganya bisa terdorong naik,” terangnya dikutip Kamis (20/3/2025).

Buyback tersebut, terang dia, juga dapat menjadi sinyal positif terhadap saham. Sebab, buyback menunjukan keyakinan manajemen terhadap prospek harga sahamnya kedepan. Buyback juga dapat mengurangi jumlah saham yang beredar, sehingga nilai EPS semakin besar. 

Adapun, beberapa Himbara juga mulai bersiap memanfaatkan kebijakan tersebut. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk misalnya telah menyiapkan dana sekitar Rp1,5 triliun untuk mengeksekusi aksi buyback. Kemudian ada juga PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang siap merogoh kocek senilai Rp1,17 triliun untuk buyback saham.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. pun saat ini sedang mengkaji peluang pelaksanaan buyback saham. Sebab, harga saham perseroan saat ini dinilai sudah tak mencerminkan fundamental kinerja dan proyeksi bisnis perseroan pada tahun depan yang lebih positif dibandingkan persepsi pasar. 

Merujuk pada kinerja saham sejumlah bank besar lainnya, kinerja saham BBTN diyakini tengah mengalami anomali dan tidak mencerminkan fundamental (undervalue). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, harga saham BBTN ditutup di level 830 pada perdagangan Rabu (19/3).

Direktur Finance Bank BTN, Nofry Rony Poetra mengatakan BTN saat ini tengah  mengkaji opsi buyback sebagai langkah untuk mengoptimalkan imbal hasil ke para pemegang saham

"Kami terus berupaya untuk meningkatkan shareholder value. Kami juga perlu melakukan kajian untuk menentukan batas threshold dan melakukan penyesuaian dengan ketentuan hukum yang berlaku untuk rencana buyback tersebut," kata Nofry. 

Menurut data dari Bloomberg, saham BBTN saat ini telah menyentuh nilai undervalue yang ditunjukkan oleh beberapa rasio seperti Price-to-Earning (P/E) Ratio yang menunjukkan nilai 3,87 kali, dengan Price-to-Book Value (PBV) yang menunjukkan nilai 0,36 kali. 

Nilai ini lebih rendah apabila dibandingkan dengan Indeks Industri Jasa Keuangan (IDX Finance) yang menunjukkan nilai P/E Ratio sebesar 15,69 kali, dengan PBV yang berada pada level 1,42 kali.

Berdasarkan data dari Bloomberg Terminal, secara nilai PBV harga saham BBTN bisa dibilang paling murah dibandingkan saham Bank BUMN lainnya, yaitu BBNI (0,96 kali), BMRI (1,54 kali), dan BBRI (1,76 kali).

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved