Sabtu, 4 Oktober 2025

Membangun Rumah, Merajut Berkah

BTN Syariah turut meramaikan persaingan usaha syariah, termasuk tentang penyaluran pembiayaan KPR pada sektor rumah subsidi

Istimewa
RUMAH MUNGIL - Rumah Wiwit Setiyono di Cengklik Permata Asri, Ngargorejo, Ngemplak, Boyolali, Rabu (12/2/2025) 

TRIBUNNEWS.COM - Di bawah langit senja yang merona, angin sepoi-sepoi menyapu lembut halaman rumah mungil di Ngargorejo, Ngemplak, Boyolali. 

Seakan mengiringi doa-doa yang telah lama dipanjatkan, rumah itu kini berdiri kokoh, menjadi saksi perjalanan seorang perantau yang tak kenal lelah dalam mengejar impiannya. 

Wiwit Setiyono, lelaki kelahiran Pangkalan Bun, 10 Juli 1986, akhirnya menghirup udara penuh syukur. Bagi banyak orang, rumah bukan hanya tempat berteduh, tetapi juga ladang berkah, tempat di mana keluarga bertumbuh dalam ketenangan dan kasih sayang.

Sejak merantau ke Solo pada tahun 2016, Wiwit telah menanam harapan besar untuk memiliki rumah sendiri. 

Namun, seperti banyak pejuang kehidupan lainnya, tantangan finansial sering kali menjadi penghalang. Keinginan itu harus dipendam sementara karena keterbatasan dana untuk uang muka. 

Hingga akhirnya, di penghujung tahun 2020, Allah membuka jalan melalui program Kredit Pemilikan Rakyat (KPR) subsidi dari BTN Syariah. Seiring dengan hal itu, BTN Syariah menawarkan promo uang muka alias Down Payment (DP) hanya Rp3 juta all-in. 

Hal ini bagi Wiwit bukan sekadar penawaran, tetapi jawaban atas istikharah dan harapan yang selama ini dipanjatkan.

Sebagaimana yang dikatakan dalam buku Wealth and Poverty in the Middle East karya Kiren Aziz Chaudhry, "Property ownership in Islam is not merely a right, but a responsibility. A home should not only provide shelter but should be a source of spiritual and economic stability for a family." 

Kutipan ini menggambarkan betapa memiliki rumah bukan sekadar impian, tetapi juga bagian dari tanggung jawab dalam membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. 

Rumah bukan hanya tempat berlindung dari panas dan hujan, tetapi juga menjadi landasan bagi kehidupan yang stabil secara ekonomi dan spiritual.

Lantas bagi seorang Wiwit, rumah bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga bukti nyata dari kerja kerasnya sebagai kepala keluarga dalam memastikan masa depan yang lebih baik bagi istri dan anak-anaknya. 

“Dengan adanya rumah yang layak, saya dapat lebih fokus dalam bekerja dan mendidik anak-anaknya dalam lingkungan yang aman dan nyaman,” ujarnya ketika berbincang pada Rabu (12/2/2025).

Adapun rumah pertama Wiwit kala itu dijual dengan harga Rp150.500.000 dan tenor angsuran selama 20 tahun.

Setiap bulan, ia hanya perlu membayar Rp926.000, angka yang dirasa cukup ringan dibandingkan skema cicilan langsung ke developer menurutnya. 

Tidak hanya aspek finansial yang menjadi pertimbangannya, tetapi juga kemudahan dan transparansi dalam sistem syariah yang diusung BTN Syariah. 

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved