Senin, 6 Oktober 2025

Bulog Sepakat Serap 2,1 Juta Ton Beras dari Penggilingan Anggota PERPADI

Bulog harus menyerap 3 juta ton gabah petani pada kegiatan panen raya yang berlangsung di 3 bulan ke depan yaitu bulan Januari, Februari dan Maret.

Tribunnews/Dennis
SERAP BERAS 2,1 JUTA TON - Kesepakatan kerjasama Bulog dengan Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (10/2/2025). Menteri Pertanian Amran meminta Bulog menyerap 2,1 juta ton beras petani dari penggiling. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bulog sepakat akan menyerap 2,1 juta ton setara beras dari Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi).

"Hari ini kami sepakat menyerap gabah setara beras 2,1 juta ton. Kami sudah sepakati dengan seluruh penggilingan se-Indonesia, alhamdulillah. Nanti target kita adalah 3 juta ton," ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman usai Rapat Koordinasi dengan Bulog, Perpadi, serta TNI dan Polri di kantor Kementan, Jakarta Selatan, Senin (10/2/2025).

Amran berujar, Bulog harus menyerap 3 juta ton gabah petani pada kegiatan panen raya yang berlangsung di 3 bulan ke depan yaitu bulan Januari, Februari dan Maret.

Sehingga, 900 ribu ton akan diserap Bulog dari petani untuk memenuhi kuota penugasan.

"Jadi tinggal 900 ribu nanti itu diadakan langsung oleh Bulog. Bulog langsung, jadi total 3 juta," imbuh Amran.

Amran menegaskan, harus berkomitmen untuk melakukan pembelian sesuai HPP yaitu sebesar Rp 6.500.

Hal tersebut mengacu pada arahan Presiden Prabowo Subianto agar seluruh penggilingan siapa saja yang membeli gabah di tingkat petani mutlak dan wajib Rp6.500 perkilogram.


"Keputusan ini berlaku untuk semua orang agar serapan 3 bulan ini bisa mencapai 3 juta ton setara beras. Ini perintah Bapak Presiden," kata Amran.

Pemerintah akan meminta polisi membantu mengawal harga gabah petani agar tidak dibeli di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP), yaitu sebesar Rp6.500 per kilogram.

Baca juga: Wamentan Tegaskan Harga Gabah Tidak Boleh Turun dari HPP


"Sehingga Kesejahteraan NTP (Nilai Tukar Petani) jangan jatuh. Supaya kesejahteraan petani terjaga," terang Amran.

Jika harga gabah jatuh, kata Amran, akan berisiko mengurangi pendapatan petani, bahkan menambah tingkat kemiskinan dan pengangguran, yang pada akhirnya akan berdampak pada stabilitas sosial dan ekonomi negara.

Baca juga: Menko Zulkifli Hasan Ancam Copot Pejabat jika Gabah Petani Dibeli di Bawah Rp 6.500

Karena itu diharapkan Amran harga gabah bisa meningkat untuk mendongkrak kesejahteraan petani.

"Kita harus jaga jangan sampai harga jatuh di bawah HPP."

"Karena itu akan menimbulkan berdampak pada kemiskinan, berdampak pada pengangguran, berdampak pada kesejahteraan petani. Jadi dampaknya luar biasa pada negara kita," ujar Amran.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved