Selasa, 30 September 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

China Balas Perang Dagang AS, Google Ikut Kena Imbasnya

Mulai 10 Februari 2025, China menyatakan akan menerapkan tarif sebesar 15 persen pada batu bara dan gas alam cair (LNG) Amerika.

|
Penulis: Hasanudin Aco
Instagram realdonaldtrump/xi.jinping_cn
PERANG DAGANG - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. China dan AS kini benar-benar telah memulai perang dagang. 

 

TRIBUNNEWS.COM, CHINA - Perang dagang China dengan Amerika Serikat (AS) benar-benar telah dimulai.

China telah mengumumkan tarifnya sendiri terhadap barang-barang impor dari AS.

Tindakan China ini diambil sebagai balasan terhadap AS yang mengenakan tarif sebesar 10 persen terhadap impor produk China yang mulai berlaku Selasa (4/2/2025) hari ini.

Mulai 10 Februari 2025, China menyatakan akan menerapkan tarif sebesar 15 persen pada batu bara dan gas alam cair (LNG) Amerika.

Serta tarif sebesar 10 persen pada minyak mentah, mesin pertanian, dan mobil bermesin besar yang diimpor dari AS.

Perintah Donald Trump

Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada Sabtu (1/2/2025) yang meminta untuk mengenakan tarif signifikan pada mitra dagang terbesar Amerika termasuk China.

Dengan alasan kekhawatiran atas aliran fentanil dan defisit perdagangan.

Tarif adalah pajak atas barang impor, yang biasanya dibayarkan oleh perusahaan pengimpor, yang kemudian dapat membebankan biaya kepada konsumen melalui harga yang lebih tinggi.

"Artinya, langkah Trump dan tanggapan China memunculkan perang dagang yang dapat merugikan warga Amerika," demikian Newsweek.

Apa yang perlu diketahui

Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (4/2/2025) hari ini, Kedutaan Besar AS di China  mengatakan bahwa kenaikan tarif yang diumumkan oleh Trump "sangat melanggar aturan [Organisasi Perdagangan Dunia] dan merupakan tindakan khas unilateralisme dan proteksionisme perdagangan."

China pada gilirannya memberlakukan tindakan yang "sepenuhnya dibenarkan dan masuk akal" dan juga telah mengajukan gugatan hukum ke WTO yang menentang tindakan Trump.

Keputusan tarif Trump "merusak fondasi kerja sama ekonomi dan perdagangan Tiongkok-AS," tambah pernyataan kedutaan besar China.

Craig Singleton, peneliti senior Tiongkok di Foundation for Defense of Democracies (FDD), mengatakan kepada Newsweek bahwa presiden China Xi Jinping perlu memproyeksikan kekuatan di dalam negeri sebagai respons terhadap tarif Trump tanpa merugikan ekonomi negaranya.

Singleton meyakini hal ini akan melibatkan pemanfaatan perusahaan milik negara dan cadangan untuk menyerap guncangan tarif sambil bertaruh pada bisnis dan konsumen AS untuk melawan pertempuran ekonomi yang berkepanjangan.

China Selidiki Google

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan