Kamis, 2 Oktober 2025

Pertamina Kumpulkan Minyak Jelantah dari Warga untuk Kembangkan Bahan Bakar Ramah Lingkungan

KPI untuk terus mendukung program-program berbasis keberlanjutan, baik dari sisi lingkungan maupun ekonomi.

HO
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) melibatkan masyarakat dalam pengumpulan minyak jelantah melalui salah satu program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan di Kilang Cilacap. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak perusahaan Pertamina, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), tengah memproduksi Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang berbahan baku Used Cooking Oil (UCO) atau dikenal dengan minyak jelantah.

Pertamina SAF merupakan bahan bakar ramah lingkungan yang menggunakan campuran komponen minyak sawit dalam formula Bioavtur, sehingga dapat mengurangi emisi gas buang pesawat terbang.

KPI melibatkan masyarakat dalam pengumpulan minyak jelantah melalui salah satu program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan di Kilang Cilacap.

Baca juga: APMJI Minta Pemerintah Tinjau Ulang Permendag 2/2025 Soal Ekspor Minyak Jelantah

Melalui Kilang Cilacap, mereka mengembangkan program pemberdayaan bank sampah Beo Asri.

Corporate Secretary KPI Hermansyah Y Nasroen mengatakan, program Beo Asri merupakan inisiatif unggulan KPI yang bertujuan untuk mendukung pelestarian lingkungan sekaligus mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Program bank sampah ini berfokus pada pengumpulan minyak jelantah dari rumah tangga yang terorganisasi dalam 2.978 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 10 RW di Kelurahan Tegalreja.

Pengelolaan minyak jelantah yang terstruktur dinilai dapat meminimalisir pencemaran lingkungan.

Terutama pada sumber air yang sering tercemar oleh pembuangan jelantah secara sembarangan.

Program ini rata-rata mengumpulkan 200 liter minyak jelantah per bulan.

"Program ini menjadi salah satu kontribusi nyata terhadap pengurangan pencemaran lingkungan, sehingga sejalan dengan komitmen KPI dalam menjaga keberlanjutan lingkungan," kata Hermansyah dalam keterangan tertulis, Senin (201/2/2025).

Melalui pengembangan pengumpulan minyak jelantah berbasis manajemen bank sampah binaan, terdapat potensi kolaborasi dengan 40 bank sampah yang ada di Cilacap untuk terlibat dalam kegiatan pengumpulan minyak jelantah ini.

Ia memperkirakan potensi pengumpulan minyak jelantah dapat mencapai 1 ton per bulan dari masyarakat Kota Cilacap.

Selain memberikan dampak positif pada lingkungan, program ini juga diklaim memberi manfaat ekonomi langsung kepada masyarakat binaan.

"Selama pelaksanaan program, terdapat peningkatan ekonomi di komunitas yang terlibat," ujar Hermansyah.

"Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan minyak jelantah dapat menjadi peluang bisnis dan sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat yang terlibat," jelasnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved