Kamis, 2 Oktober 2025

Pemerintah Klaim Harga Beras Dunia Turun Sejak RI Stop Impor Beras

Pemerintah RI mengklaim harga beras dunia mengalami penurunan usai Indonesian menghentikan impor beras pada tahun ini.

SURYA/PURWANTO
Pedagang beras menata beras jenis medium di pertokoan Pasar Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur 

Jadi, beras basmati tidak akan disetop impornya karena menurut Zulhas jika itu juga ikut dihentikan, Indonesia akan dikenakan sanksi.

Selain itu, beras basmati juga digunakan untuk nasi biryani. Jika impor ini disetop, Zulhas mengatakan Indonesia bisa "dimarahi" India dan Pakistan.

"Kalau nanti restoran-restoran (yang menyediakan nasi) biryani dan sebagainya perlu beras basmati, kalau kita tidak kasih itu nanti Pakistan, India, Bangladesh bisa marah sama kita."

"(Impor tetap dilakukan) tapi volumenya kecil," ujar pria yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu. 

Bisa Hemat Devisa

Indonesia diproyeksikan mampu menghemat devisa hingga puluhan triliun usai menghentikan impor beras, gula, garam dan jagung.

Menurut Menteri Perdagangan Budi Santoso, penghentian impor empat komoditas tersebut membuat Indonesia bisa menghemat devisa hingga 5,2 miliar dolar SS atau sekitar Rp 84,1 triliun dengan asumsi kurs Rp 16.188/dolar AS.

"Penghematan ini bisa digunakan untuk keperluan lain, misalnya (penyediaan) pupuk untuk pertanian maupun kebutuhan perikanan,” kata Budi dalam Rapat Koordinasi Bidang Pangan di Surabaya, Jawa Timur, dikutip dari siaran pers pada Rabu (8/1/2025).

Berdasarkan catatannya, selama 2020–2024, Indonesia mengimpor beras, gula, garam, dan jagung dalam nilai yang cukup besar.

Meskipun begitu, pada periode tersebut, tren impor gula dan garam cenderung turun.

Dalam rangka mencapai target swasembada pangan pada 2027, Budi menyoroti sejumlah komoditas yang sudah diekspor.

Misalnya, minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) yang pangsa pasar ekspornya secara nasional sebesar 11,2 persen.

Sementara itu, di Jawa Timur sendiri, CPO menempati posisi pertama ekspor produk pangan. 

Setelah CPO, ada ikan dan ikan olahan, gula, susu, bawang merah, kedelai, jagung, serta daging ayam yang sudah diekspor. 

"Artinya, sudah banyak contoh komoditas yang sudah swasembada pangan. Sehingga, kalau komoditas yang lain juga akan swasembada, saya pikir itu bisa kita lakukan,” ujar Budi.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved