Rapat Bareng DPR, Bos Pupuk Indonesia Beberkan 'Mesin' Pertumbuhan Kinerja di 2024
Pembangunan pabrik pupuk baru seperti Pusri 3B dan pabrik pupuk di Fakfak, Papua Barat dilakukan dalam rangka meningkatkan efisiensi.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi membeberkan sejumlah faktor yang akan memberikan dampak terhadap peningkatan kinerja perusahaan di tahun 2024.
Hal ini disampaikan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Selasa (2/4/2024).
Rahmad menyebut, mesin pertumbuhan yang membuat kinerja Perusahaan meningkat yang pertama yakni dari sektor pupuk.
Adapun cara yang dilakukan adalah dengan meningkatkan efisiensi pabrik dan pengamanan pasokan bahan baku. Sementara yang mesin kedua adalah hilirisasi produk petrokimia berbasis gas alam.
Baca juga: Pabrik Amonium Nitrat Beroperasi, Pupuk Indonesia Didorong Jadi Industri Petrokimia Terintegrasi
”Pupuk Indonesia kedepannya akan seperti apa, Pupuk Indonesia dalam pengembangannya nanti akan memiliki 2 mesin pertumbuhan," ungkap Rahmad.
"Pertama, mesin pertumbuhan dari pupuk. Jadi bisnis pupuk akan kita perkuat dengan cara peningkatan efisiensi pabrik dan pengamanan pasokan bahan baku,” sambungnya.
Mengenai efisiensi, dia menjelaskan bahwa pembangunan pabrik pupuk baru seperti Pusri 3B dan pabrik pupuk di Fakfak, Papua Barat dilakukan dalam rangka meningkatkan efisiensi.
Pasalnya, kehadiran kedua pupuk ini akan menggantikan pabrik-pabrik tua yang sudah tidak lagi efisien.
”Pada saat Pusri 3B beroperasi maka Pusri 3 dan 4 akan kita matikan dan kita masih tersisa ada 2 pabrik tua di PIM dan Kujang, dan dengan adanya pabrik di Fakfak itu bisa digantikan," papar Rahmad.
"Dan apabila nanti ada pasokan gas lagi untuk Kujang maupun PIM bisa diarahkan untuk pengembangan lain yaitu bisnis berikutnya hilirisasi produk Petrokimia berbasis gas alam, kita sudah memiliki amonia dengan turunannya urea, dan kemarin Amonium Nitrat, dan akan diteruskan NPK nitrat dan akan dibangun Soda Ash sebagai turunannya,” sambungnya.
Kehadiran pabrik pupuk baru yang efisien ini, dijelaskan Rahmad, karena pupuk menjadi salah satu faktor penting dalam mendukung produktivitas pertanian.
Saat ini, Pemerintah telah memutuskan untuk menambah alokasi subsidi pupuk menjadi 9,5 juta ton pada tahun 2024.
Alokasi subsidi pupuk ini sama seperti yang ditetapkan pada periode 2016-2017, di mana pada saat itu Pemerintah bisa menghindari impor bahan pangan.
Adapun anggaran yang dibutuhkan untuk memenuhi alokasi 9,5 juta ton adalah sekitar Rp 53 triliun yang telah tertuang dalam Surat Menteri Pertanian RI kepada Gubernur Selindo Nomor B-51/SR.210/M03/2024 tertanggal 24 Maret 2024.
DPR Kritik Impor BBM Satu Pintu Lewat Pertamina, Berpotensi Monopoli dan Langgar UU Migas |
![]() |
---|
Komisi I DPR Desak Kemenlu Prioritaskan Keselamatan WNI di Tengah Demo Besar Prancis |
![]() |
---|
Formappi Sebut Target 67 RUU Prioritas DPR 2026 Tak Masuk Akal |
![]() |
---|
SETARA Ungkap 130 Masalah Internal Polri, Reformasi Tak Bisa Ditunda |
![]() |
---|
Melihat Kegiatan Prajurit TNI-Polri di Gedung DPR, Isi Waktu Luang dengan Olahraga saat Tak Berjaga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.