Awal Coba-coba, Kini Langganan Gadai Emas untuk Modal Usaha, Cocok Jadi Pilihan Pinjaman Pelaku UMKM
Kisah Tati Rusmiyati yang awalnya coba-coba menggunakan produk Gadai Emas (Rahn) dari Pegadaian Syariah untuk modal usaha. Kini jadi langganan.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Andra Kusuma
TRIBUNNEWS.COM - Siapa sih yang tidak kenal dengan Pegadaian Syariah?
Ya, Pegadaian Syariah salah satu unit bisnis PT Pegadaian (Persero) yang menerapkan dan menggunakan prinsip syariah dalam menjalankan unit bisnisnya.
Bagi masyarakat Indonesia mungkin masih asing dengan Pegadaian Syariah, daripada Pegadaian Konvensional.
Padahal keduanya adalah sama, yang membedakan hanyalah produk-produknya dan dasar hukum yang dipakai dalam menjalankan unit bisnisnya.
Pegadaian Syariah mempunyai tagline "Tepat Caranya, Berkah Hasilnya."
Mengusung tagline tersebut Pegadaian Syariah memberikan produk-produk yang diklaim anti riba dan siap hadir membantu masyarakat khususnya pelaku UMKM agar lebih tumbuh jadi lebih baik lagi.
Ada beberapa produk dari Pegadaian Syariah, cicil kendaraan (Amanah), gadai emas (Rahn), tabungan emas hingga pembiayaan porsi haji pun ada.
Dari banyaknya produk Pegadaian Syariah, ada produk yang banyak menarik perhatian masyarakat yaitu produk gadai emas (Rahn).
Emas yang digadai bisa dalam bentuk emas batangan, logam mulia (LM) atau perhiasan seperti cincin, gelang dan kalung emas.
Pinjaman (marhun bih) mulai dari Rp 50 ribu sampai dengan Rp 1 miliar ke atas dengan jangka waktu pinjaman 4 bulan dan bisa diperpanjang.
Untuk rahn, cara pembayarannya sesuai dengan kemampuan nasabah (rahin), boleh melunasi sekaligus, mencicil, atau melakukan perpanjangan rahn dengan membayar biaya pemeliharaan (mu'nah)-nya saja.
Tidak ada bunga pinjaman, namun nasabah dikenakan biaya mun'ah sebesar Rp 2 ribu sampai Rp 120 ribu.
Salah satu masyarakat yang sangat tertarik dan sudah berulang kali memakai produk gadai emas dari Pegadaian Syariah yaitu Tati Rusmiyati atau panggilan Miya.
Sebagai pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) pakaian balita dan anak yang terdampak pandemi saat Covid-19, Miya harus memulai lembaran baru untuk usahanya setelah pandemi Covid-19 dinyatakan berakhir.

Sumber: TribunSolo.com
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Festival UMKM NTB: Menko PM dan Kementerian UMKM Perkuat Legalitas Nasabah PNM |
![]() |
---|
Habib Idrus Salim Aljufri Soroti Penyaluran Kredit dan Likuiditas Perbankan, Minta OJK Awasi Himbara |
![]() |
---|
Siti Mukaromah: PLUT Berperan Vital Bantu UMKM Naik Kelas, Jadi Solusi Kurangi Pengangguran |
![]() |
---|
Cak Imin Minta Pekerja UMKM Juga Dapat Diskon 50 Persen Iuran BPJS Ketenagakerjaan |
![]() |
---|
Membangun Budaya Pilah Sampah dari Rumah: Cerita Perubahan dari RT 19 Bagendung Kota Cilegon |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.