Jumat, 3 Oktober 2025

Hadapi Dinamika Ekonomi Global, Pemerintah Diminta Perkuat Pondasi Perekonomian Domestik

Perubahan kebijakan perdagangan yang begitu cepat, dan gejolak ekonomi di beberapa negara berpotensi mengurangi permintaan terhadap ekspor Indonesia.

HO
Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (ISMEI) melihat pentingnya pondasi ekonomi domestik untuk menghadapi dinamika ekonomi global. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (ISMEI) melihat pentingnya pondasi ekonomi domestik untuk menghadapi dinamika ekonomi global. Hal tersebut agar Indonesia bisa bertahan menghadapi tantangan ekonomi global.

Demikian disampaikan Koordinator ISMEI Wilayah X Ariady. Ia berujar pentingnya Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatasi kesenjangan antar masyarakat. Menurutnya, masih banyak PR pemerintah untuk memperbaiki sektor ekonomi.

"Pertumbuhan ekonomi rata-rata hanya dikisaran 4,26 persen, selama 9 tahun Pak Jokowi memipin, ketimpangan ekonomi atau rasio gini 0,388 poin yang makin hari kian meningkat, inflasi dan daya beli yang menurun serta masih banyak persoalan ekonomi lainnya," tuturnya di Jakarta, Kamis (4/1/2024).

Baca juga: DI Tengah Tekanan Ekonomi Global, PMI Manufaktur Indonesia Menanjak Jelang Akhir Tahun

Ariady melihat, nawacita atau janji politik Jokowi saat 2014 masih belum terpenuhi terkait kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat Indonesia. Ia menilai adanya ketidakkonsistenan Pemerintah dalam menjalankan pembangunan.

"Diawal Pemerintahan Pak Jokowi itu mengangkat revolusi mental sebagai janji politik dan program utama beliau tapi makin kesini kok kami lihat malah infrastruktur yang digenjot," tambah Ariady.

Di ujung pemerintahan ini, lanjut dia, merupakan waktu terbaik bagi pemerintah untuk berbenah dan berbicara skala prioritas apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Terutama, dalam melihat tantangan ekonomi global berupa ketidakpastian kondisi ekonomi global, perubahan kebijakan perdagangan yang begitu cepat, dan gejolak ekonomi di beberapa negara berpotensi mengurangi permintaan terhadap ekspor Indonesia.

"Hal tersebut dapat berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi nasional dan performa sektor ekspor, ini bisa membuat neraca dagang Indonesia makin terpuruk," katanya.

Menurut pandangan para ahli dan pengamat ekonomi yang dihimpun, tantangan ekonomi yang akan dihadapi Indonesia, yakni kenaikan suku bunga acuan diprediksi berlanjut karena inflasi inti yang masih tinggi. Kemudian, depresiasi Rupiah masih terjadi karena permintaan aset-aset berdenominasi US$ masih tinggi.

Lalu, capital outflow masih tinggi hingga akhir tahun karena risiko politik dan kebijakan The Fed. Tantangan menjaga rupiah dipengaruhi cadangan yang berkurang karena kinerja ekspor yang melambat dan Investor wait and see terhadap ekonomi 2024 karena momen pemilu.

Selain itu dalam menghadapi tantangan Ekonomi Indonesia di tahun 2024, ucap Ariady, pemerintah dan tim ekonominya seyogianya melakukan identifikasi apa hambatan dan apa peluang yang baru.

Indonesia, seperti negara-negara lain di seluruh dunia, dihadapkan pada berbagai tantangan ekonomi yang signifikan pada tahun 2024. Dalam menghadapi dinamika global dan perubahan internal yang terus berkembang, negara ini berkomitmen untuk mengatasi hambatan tersebut dan mengeksplorasi peluang baru untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.

Beberapa tantangan kunci yang dihadapi ekonomi Indonesia tahun ini antara lain adalah:

1. Volatilitas Pasar Global: Ketidakpastian di pasar global yang dipicu oleh perubahan geopolitik dan fluktuasi ekonomi global menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

2. Ketahanan Ekonomi Dalam Negeri: Masalah-masalah dalam hal ketahanan pangan, akses infrastruktur, dan kestabilan keuangan menjadi bagian integral dari upaya untuk memperkuat ekonomi domestik.

3. Transformasi Digital dan Ketenagakerjaan: Perubahan menuju ekonomi digital memunculkan pertanyaan tentang adaptasi tenaga kerja Indonesia terhadap revolusi industri 4.0.

Dalam mengatasi tantangan-tantangan ini, pemerintah, sektor swasta, dan para pemangku kepentingan lainnya berupaya untuk:

1. Menggali inovasi dan teknologi untuk memperkuat daya saing ekonomi.

2. Membangun kebijakan yang memfasilitasi pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan.

3. Mendorong investasi dalam infrastruktur dan sumber daya manusia.

Hal ini bertujuan untuk membangun kesadaran akan area-area di mana pemerintah perlu melakukan perbaikan atau peningkatan dalam menanggapi Tantangan Ekonomi 2024, serta mendorong untuk tindakan yang lebih proaktif dan efektif guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Evaluasi terhadap pemerintah Indonesia dalam menghadapi Tantangan Ekonomi 2024 dapat mengikuti pendekatan berikut:

Poin Positif:

• Kebijakan Stimulus Ekonomi: Pemerintah telah merespons tantangan ekonomi dengan serangkaian kebijakan stimulus yang bertujuan untuk mendukung sektor-sektor utama, termasuk infrastruktur, industri manufaktur, dan sektor pertanian.
• Fokus pada Transformasi Digital: Upaya pemerintah dalam mendorong transformasi digital telah memperlihatkan komitmen untuk mempersiapkan tenaga kerja Indonesia menghadapi revolusi industri 4.0.
• Kemitraan Publik-Swasta: Pemerintah telah membangun kemitraan yang kuat antara sektor publik dan swasta untuk mendorong investasi dan inovasi dalam rangka mengatasi hambatan ekonomi.

Area Perbaikan:

• Ketidakpastian Regulasi: Beberapa kebijakan yang belum jelas dan perubahan kebijakan yang mendadak dapat menciptakan ketidakpastian bagi pelaku usaha dan investor.
• Ketimpangan Regional: Tantangan ekonomi belum terselesaikan secara merata di seluruh wilayah Indonesia, terutama di daerah-daerah yang masih mengalami kesenjangan infrastruktur dan ekonomi.
• Keterlibatan Sumber Daya Manusia: Diperlukan upaya lebih besar untuk mempersiapkan tenaga kerja dengan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan ekonomi masa depan.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved