Pengamat: Pembentukan PalmCo Bikin Bisnis Sawit Grup PTPN Lebih Efisien
Sampai saat ini Indonesia belum punya teknologi di dalam negeri yang dapat mengolah sawit 100 persen menjadi bahan bakar nabati
“Ini saya kira tantangan juga yang harus diantisipasi. Maka bagaimana rencana bisnis yang harus dilakukan pada saat akhirnya harga naik atau sebaliknya sewaktu harga turun,” lanjut Fahmy Radhi.
Tantangan ketiga, tambahnya, adalah masalah yang belum selesai, yaitu penolakan dari berbagai negara, terutama di Eropa Barat, terhadap ekspor sawit karena isu lingkungan. Dia berharap PalmCo juga dapat terlibat dalam melakukan lobi-lobi, sehingga peluang ekspor Indonesia tidak terhambat.
Seperti diketahui, PTPN Group resmi membentuk sub holding PalmCo dari penggabungan unit bisnis sawit 13 PTPN pada Jumat tanggal 1 Desember 2023, Jumat (1/12/2023).
Pembentukan PalmCo dan SupportingCo merupakan implementasi dari Program Strategis Nasional (PSN) yang bertujuan untuk mewujudkan kemandirian, khususnya di bidang ketahanan pangan dan energi.
PalmCo diharapkan menjadi perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan, yaitu mencapai lebih dari 600 ribu hektare pada 2026 dan akan menjadi pemain utama industri sawit dunia.
Riza Chalid Tersangka, Pengamat UGM Sebut Momentum Prabowo Berantas Korupsi: Jangan Omon-omon Saja |
![]() |
---|
Kebijakan Satu Harga Elpiji 3 Kg, Pengamat: Subsidi Tidak Akan Tepat Sasaran |
![]() |
---|
Program Penanganan Stunting PalmCo Jangkau 1.100 Anak di 8 Provinsi |
![]() |
---|
Perang Israel vs Iran Berdampak ke Ekonomi Indonesia? Berikut Analisis Pengamat UGM |
![]() |
---|
Duga Ada Konspirasi KKN dalam Pemberian IUP di Raja Ampat, Pengamat Minta Bareskrim & Kejaksaan Usut |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.