Jumat, 3 Oktober 2025

Akselerasi Transisi Energi Melalui Pemanfaatan Hidrogen, Energi Rendah Karbon Bahan Bakar Masa Depan

Hidrogen diidentifikasi dapat berperan kunci dalam dekarbonisasi sektor energi, seperti: hidrogen fuel cell atau bahan bakar sintesis untuk kendaraan.

dok PLN
Dari kiri ke kanan: Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yudo Dwinanda Priaadi dan Direktur Utama PLN Nusantara Power Ruly Firmansyah memutar valve sebagai tanda diresmikannya Green Hydrogen Plant pertama di Indonesia yang berlokasi di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang, Pluit, Jakarta pada 9 Oktober 2023. 

Perwakilan dari hampir 200 negara yang mengikuti KTT Perubahan Iklim COP28 sepakat mulai beralih dan mengurangi konsumsi bahan bakar fosil secara global untuk mencegah dampak terburuk dari perubahan iklim.

Sementara itu, Indonesia sejak tahun lalu dalam gelaran G20, telah mengajak negara-negara yang tergabung dalam G20 untuk mencapai kesepakatan global dengan mempercepat transisi energi.

Indonesia telah meratifikasi Perjanjian Paris 2015 ke dalam Undang Undang Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement to the United Nations Framework Convenstion on Climeta Change (Persetujuan Paris Atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim).

Indonesia berkomitmen pada Perjanjian Paris dan telah menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca atau dekarbonisasi nasional.

Dalam dokumen Enhanced NDC ditargetkan pencapaiannya pada tahun 2030 sebesar 31,89 persen apabila dikerjakan dengan sumber daya sendiri dan 43,2 persen dengan dukungan internasional.

Selain itu, Indonesia juga memiliki target jangka panjang yaitu mencapai emisi netral (Net Zero Emission / NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.

NZE adalah istilah yang merujuk pada kondisi suatu negara menghasilkan nol emisi karbon, yakni ketika jumlah karbon yang dilepaskan ke atmosfer sama dengan jumlah karbon yang diserap dari atmosfer.

Akselerasi melalui Pemanfaatan Hidrogen

Sektor energi adalah penyumbang utama emisi gas rumah kaca di seluruh dunia. Sektor energi mencakup beberapa sub-sektor pemanfaatan, seperti transportasi, industri, dan rumah tangga.

Sementara di Indonesia, industri pembangkitan tenaga listrik merupakan penyumbang utama emisi gas rumah kaca yang paling banyak.

Menurut data Kementerian ESDM, pembangkit listrik menyumbang emisi sebesar 243 juta ton CO2eq, atau 43 persen dari total 563,4 juta ton CO2eq, diikuti transportasi sebesar 161,6 juta ton CO2eq.

Transportasi juga menjadi sub-sektor penyumbang emisi gas rumah kaca karena kendaraan bermotor berbahan bakar fosil menjadi kontributor utama terhadap meningkatnya kadar karbon dioksida di atmosfer.

Sektor energi dituntut untuk bertransisi ke arah energi yang lebih bersih, rendah emisi, dan ramah lingkungan. Pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan menjadi vital dalam proses transisi tersebut.

Data GRK sektor Energi Pembangkit Listrik
Menurut data Kementerian ESDM pada 2022, industri pembangkitan tenaga listrik merupakan penyumbang utama emisi gas rumah kaca di Indonesia dari sektor energi. 

Salah satu strategi penting dalam mencapai target NZE adalah dengan melakukan transisi energi melalui pemanfaatan energi nol karbon.

Hidrogen kini dipertimbangkan oleh sebagian besar negara untuk mencapai target NZE pada tahun 2040 - 2070.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved