Senin, 29 September 2025

Debat Panas Faisal Basri Vs Jokowi, Pengamat Energi: Tidak Ada Yang Salah, Tergantung Sudut Pandang

Perdebatan panas ekonom UI Faisal Basri dengan Presiden Joko Widodo terkait program hilirisasi ramai menjadi perhatian publik.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Yanuar Riezqi Yovanda
Ekonom Senior Indef Faisal Basri menilai program hilirisasi nikel yang kini masif digarap Pemerintah hanya menguntungkan China. 

Jika keuntungan perusahaan sawit dan olahannya dikenakan pajak keuntungan perusahaan atau pajak penghasilan badan, perusahaan smelter nikel bebas pajak keuntungan badan karena mereka menikmati tax holiday selama 20 tahun atau lebih.

Baca juga: Faisal Basri Sebut Hilirasi Nikel Untungkan China, Dibantah Anak Buah Sri Mulyani dan Luhut

Jadi, nihil pula penerimaan pemerintah dari laba luar biasa yang dinikmati perusahaan smelter nikel.

Perusahan-perusahaan smelter China menikmati keuntungan karena dianugerahi status proyek strategis nasional.

"Masalahnya yang dipermasalahkan Pak Faisal Basri adalah siapa penikmat terbesar. Menurut saya penikmat terbesar dari nilai tambah ya para pengusaha dari China, karena mereka main di tambang nikel dan juga sebagian besar pemilik smelter itu adalah China. Jadi ada dominasi," papar Fahmy.

"Maka, barangkali yang dimaksud Pak Faisal, penerima terbesar tadi dari China, bukan Indonesia," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan