PGN Perluas Konversi BBG Transportasi Darat di Sektor Logistik
PGN memperluas konversi gas bumi untuk bahan bakar transportasi darat khususnya kendaraan logistik.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PGN Tbk memperluas konversi gas bumi untuk bahan bakar transportasi darat khususnya kendaraan logistik.
Pada kesempatan kali ini, PGN melalui anak usaha PT Gagas Energi Indonesia bekerjasama dengan PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau JNE untuk konversi BBG pada kendaraan milik JNE.
Direktur Utama Gagas Muhammad Hardiansyah mengatakan pihaknya siap menyediakan peralatan konversi BBG berupa converter kit untuk kendaraan JNE, pengecekan kendaraan yang akan dikonversi BBG, dan penunjukan bengkel khusus untuk melakukan instalasi peralatan konversi BBG kendaraan milik JNE.
Baca juga: PGN Subholding Gas Pertamina Perluas Sosialisasi Pemanfaatan Gas Bumi
Selain itu, lanjutnya, Gagas juga menyediakan SPBG untuk pengisian di berbagai lokasi.
Dengan sistem dual fuel (BBM BBG) maka kendaraan logistik dapat menempuh jarak yang lebih jauh dengan biaya energi yang lebih terjangkau. Sistem ini juga dapat dipakai dalam waktu yang bersamaan. Saat ini harga BBG hanya dibanderol Rp 4.500/liter setara pertalite.
Saat ini tabung gas yang tersedia untuk kendaraan berukuran 51 LWC atau setara dengan 12 liter setara premium (LSP) dan 60 LWC atau setara dengan 15 LSP.
Tabung berukuran 60 LWC dapat diaplikasikan pada kendaraan seperti mobil logistik berbahan bakar bensin, estimasi mobil dapat menempuh jarak kurang lebih 150 – 160 Km untuk bahan bakar BBG saja.
Apabila BBG habis ditengah jalan, maka otomatis pembakaran mesin akan beralih ke BBM sehingga aktifitas perjalanan tidak akan terganggu.
“Ini menjadi tahap awal kerjasama kami dengan JNE. Mudah-mudahan dapat berjalan sesuai dengan yang telah dicanangkan, sehingga BBG dapat dikonversikan untuk motor maupun mobil milik JNE,” kata Hardiansyah saat penandatanganan MoU dikutip Selasa (16/5/2023).
“Kami sangat mendukung efisiensi dan pengurangan emisi dapat terwujud dari program kerjasama ini. Dengan biaya investasi konversi yang cukup terjangkau sekitar Rp 20 - Rp 25 juta, JNE akan mendapatkan manfaat jangka panjang dengan efisiensi energi ditengah ketidakpastian harga energi dunia saat ini,” imbuhnya.
Baca juga: PGN Optimasi Pasokan Gas untuk Pembangkit Listrik Saat Idul Fitri 2023
Herdiansyah menerangkan penggunaan BBG pada kendaraan logistik ikut berkontribusi dalam pemanfaatan energi alternatif yang lebih murah dan ramah lingkungan.
Hardiansyah melanjutkan, untuk mendapatkan hasil dan efisiensi yang maksimal, program konversi BBM ke BBG akan lebih tepat dirasakan khususnya pada sektor logistik dengan volume penggunaan bahan bakar yang lebih besar.
Sama halnya dengan pemerintah, PGN Group memiliki cita-cita dan harapan bahwa biaya energi yang lebih kompetitif dapat menurunkan biaya logistik nasional.
“Saat ini persaingan begitu luar biasa. Jika ingin survive terdapat dua hal yang perlu dilakukan. Pertama terus berinovasi dan kedua melakukan efisiensi. Salah satu ikhtiar yang kami (JNE) dilakukan adalah melakukan inovasi yang dapat mendorong efisiensi. Ini juga sebagai langkah untuk mendukung program pemerintah untuk dapat melakukan konversi BBM ke BBG,” ujar Direktur Utama JNE M. Feriadi.
RUPSLB PGN Rombak Pengurus, Arief Kurnia Risdianto Jadi Dirut Baru, Eddy Hiariej Komisaris |
![]() |
---|
RUPSLB Tetapkan Pengurus Baru Perseroan, PGN Perkuat Langkah Strategis Ekosistem Gas Bumi Nasional |
![]() |
---|
Integritas Nyata Governansi, Amien Sunaryadi Raih GRC Lifetime Achievement Award 2025 |
![]() |
---|
Serikat Pekerja PGN Desak Pemegang Saham Tambah Direktur dari Kader Internal, Ini Alasannya |
![]() |
---|
PGN Klaim Penyaluran Gas Bumi ke Pelanggan Industri Sudah Normal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.