Bapanas Tegaskan Impor Beras Tak Ganggu Harga di Tingkat Petani

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, impor beras sebesar 500 ribu ton sejak Desember 2022 dinilai tidak mengganggu harga beras di tingkat petani.

Hal itu dia sampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Bapanas, Perum Bulog, PT Pupuk Indonesia dan PT RNI (Persero) atau Holding Pangan/ ID Food, Senin (3/4/2023).

Baca juga: Tahun Ini Pemerintah Akan Impor 2 Juta Ton Beras, Bulog: Produksi Petani Tetap Jadi Prioritas

"Jadi kami sampaikan, ini importasi (500 ribu ton) yang terukur, tidak membabi buta untuk menjatuhkan (harga petani) juga," kata Arief.

Arief turut menjelaskan, stok beras Perum Bulog per 31 Maret 2023 sebesar 245.223 ton. Sedangkan realisasi impor beras sebesar 492.863 ton atau 98,5 persen.

"Ini adalah penugasan tahun 2022, yang terakhir masuk itu sampai Februari. Meskipun dilaksanakan impor, kami sampaikan harga di tingkat petani masih sangat baik," papar dia.

Selain itu, Arief mengatakan realisasi total pengadaan Bulog saat ini sebesar 541 ribu ton yang terdiri dari luar negeri sebanyak 492.863 ton, sedangkan dalam negeri 84.790 ton.

Baca juga: HPP Gabah dan Beras Naik 20 Persen, Kepala Bapanas Klaim Bisa Dongkrak Pendapatan Petani

Dia menjelaskan, pengadaan beras dalam negeri itu sekitar 19,35 persen yang terdiri 45 ribu ton (54 persen) beras untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan 39 ribu ton (46 persen) stok komersial.

"Ini yang sering ditanya Komisi IV kenapa Bulog hanya menyerap 84 ribu ton. Jadi Bulog ini menyerapnya dua yang satu CBP yang satu komersial ini jalan bersamaan," tegasnya.