Jumat, 3 Oktober 2025

Program Biodiesel B35 Bisa Jadi Penyelamat Harga TBS Sawit di Tengah Penurunan Ekspor

Indikator penurunan ekspor CPO dapat dilihat dari menurunnya pasokan DMO (domestic market obligation) di aplikasi Simirah

Penulis: Sanusi
Editor: Choirul Arifin
Tribunnews/Jeprima
Petugas mendata kendaraan yang akan melakukan pengisian bahan bakar jenis biosolar di SPBU Pertamina, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (17/2/2021). Tribunnews/Jeprima 

Selain itu juga dapat mengurangi dampak lingkungan karena biodiesel adalah green energy (reversible) sedangkan minyak fosil adalah hasil bumi yang tidak pernah kembali lagi (irreversible).

Baca juga: Indonesia Terapkan Biodiesel 35 Persen Mulai 1 Februari 2023, Diklaim Hemat Devisa Rp160 Triliun

Gulat menambahkan, subsidi yang dibayar BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) tersebut adalah selisih antara biodiesel dengan HIP (harga indeks pasar) solar yang ditetapkan Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral).

Sebagai informasi, lebih dari enam bulan terakhir BPDPKS tidak sepeserpun menggelontorkan dananya untuk membayar selisih biodiesel dengan HIP solar.

Hal itu karena harga solar fosil lebih mahal ketimbang harga biodiesel. BPDPKS akan mengucurkan dananya jika harga HIP biodiesel lebih tinggi dibanding HIP solar.

"Jika Pun nanti harga biodiesel lebih tinggi dari HIP solar, yang menerima manfaatnya adalah masyarakat sebagai konsumen biodiesel," jelasnya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved