Tren Belanja Online Meningkat, Prismalink Genjot Pembayaran Digital Lewat Strategi Ini
BI menyatakan, peningkatan transaksi ekonomi dan keuangan digital ditopang oleh naiknya minat dan preferensi masyarakat dalam belanja online
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tren belanja online belakangan semakin diminati masyarakat terutama di platform marketplace yang antara lain ditopang oleh kehadiran beragam metode pembayaran digital.
Bank Indonesia (BI) menyatakan, peningkatan transaksi ekonomi dan keuangan digital ditopang oleh naiknya minat dan preferensi masyarakat dalam belanja online serta luas dan mudahnya sistem pembayaran digital.
Hal itu terlihat dari nilai transasi uang elektronik pada November 2022 yang tumbuh 12,84 persen secara year on year (yoy), serta nilai transaksi digital banking meningkat 13,88 persen (yoy).
Baca juga: Transformasi Digital, BPR Lestari Catatkan Lebih dari Setengah Juta Transaksi Online
Payment gateway PrismaLink juga mencatat tren kenaikan selama tahun 2022. CEO PrismaLink Laksono menyebutkan, di platformnya juga terjadi kenaikan jumlah transaksi pembayaran digital.
Selain itu, jumlah mitra PrismaLink pun telah bertambah lebih dari 25 persen dari tahun sebelumnya.
Baca juga: Gandeng Fintech PrismaLink, Wakaf Al Azhar Permudah Pembayaran Para Wakif
“Transaksi kami meningkat sebesar double digit dibandingkan tahun sebelumnya. Semakin banyak mitra yang mempercayakan kelancaran transaksi digitalnya kepada kami. Terlebih dengan tingginya minat dan preferensi masyarakat dalam penggunaan online payment,” ujar Laksono dalam keterangan pers tertulis yang dikutip Selasa, 31 Januari 2023.
Laksono menyebutkan, ada empat metode pembayaran terbanyak digunakan oleh mitra PrismaLink, yakni virtual account, QRIS, bill payment, dan debit instan (Debitin).
Selain jumlah mitra, pada 2022 PrismaLink juga menghadirkan layanan baru seperti QRIS, pembaharuan dashboard transaksi, pengembangan BI SNAP, layanan disbursement, serta paylater.
“Kami memiliki belasan layanan yang dapat menjadi opsi bagi para mitra. Dan pertumbuhan transaksi salah satu layanan, yaitu Debitin, meningkat sangat signifikan pada tahun lalu,” lanjut Laksono.
Dia menyebutkan, tahun ini PrismaLink akan fokus meningkatkan kontribusinya di dunia pembayaran online. Harapannya, PrismaLink dapat membantu mengurangi ketergantungan masyarakat pada uang kartal.
“Kami akan masuk ke segmen pasar yang tepat dan memberikan solusi komprehensi pada segmen tersebut,” kata Laksono.
Saat ini PrismaLink bermitra dengan 21 bank dan lebih dari 1.000 instansi lainnya. Diantaranya, BCA, BRI, BNI, Bank Permata, Bank Danamon, Bank Maybank, Bank CIMB NIAGA, Bank OCBC NISP, Bank Syariah Indonesia, BCA Syariah, BBTPN, DBS dan Bank BJB.
Ke depan pihaknya akan terus mengembangkan dan melengkapi layanan atau produk yang dimiliki.
“Dengan semakin berkembangnya layanan atau produk, kami pun akan melakukan pengembangan pada proses internal. Kami cukup optimis pertumbuhan transaksi digital tahun ini akan lebih baik dari tahun lalu,” ungkap Laksono.
KPK Periksa Satori dan Heri Gunawan, Tersangka Kasus Korupsi CSR BI-OJK, Bakal Ditahan? |
![]() |
---|
Utang Luar Negeri Indonesia Turun 1,6 Miliar Dolar AS di Juli 2025 Jadi 432,5 Miliar USD |
![]() |
---|
Ide Menkeu Purbaya Kucurkan Dana ke Perbankan Dinilai Mirip dengan Eks Menteri Ekonomi Era Megawati |
![]() |
---|
Diperiksa Hampir 6 Jam di KPK, Deputi Gubernur BI Buka Suara Soal Kebijakan Dana Sosial |
![]() |
---|
Satori Bantah 15 Mobil yang Disita KPK Berasal Dari Uang Korupsi Dana CSR BI-OJK |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.