Senin, 6 Oktober 2025

Menparekraf Sandiaga Uno: Lonjakan Harga Tiket Penerbangan Juga Pemicu Inflasi

Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan, tren inflasi tidak hanya terjadi pada harga kebutuhan bahan pokok, tapi juga pada tiket penerbangan.

Tribunnews/Endrapta Pramudhiaz
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno di acara The Weekly Brief with Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf, Jakarta, Senin (30/1/2023). 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebut inflasi tak hanya terjadi pada harga kebutuhan bahan pokok, tapi juga pada tiket penerbangan.

Menurut dia, inflasi tiket penerbangan memberatkan para wisatawan yang ingin melakukan kegiatan wisata di Indonesia.

Hal itu ia sampaikan ketika The Weekly Brief with Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf, Jakarta Pusat, Senin (30/1/2023).

"Ada inflasi bukan hanya di bahan pokok, tapi ada juga inflasi dari segi tiket penerbangan yang memberatkan para wisatawan yang ingin berwisata di Indonesia aja," kata Sandiaga.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan ada tiga faktor yang menjadi penyumbang utama inflasi tiket penerbangan atau dengan kata lain yang membuat mahal.

Pertama, ada load factor atau faktor muat penumpang. Ini adalah perhitungan dari nilai kegunaan dari kapasitas muatan yang tersedia dari moda transportasi.

"Di Sumatera Barat ini enggak masalah. Load factor-nya penuh terus. Saya sudah berkali-kali ke sana, penuh terus," katanya ketika berbicara dalam sesi bersama Wakil Gubernur Sumbar.

Kedua, ketersediaan pesawat. Sandiaga berujar saat ini Pelita Air sudah menambah 18 pesawat. Garuda Indonesia juga sudah melakukan penambahan.

"Citilink juga nambah sembilan. Batik, Lion, maupun Super Airjet juga nambah," ujarnya.

Namun, menurut dia, penambahan yang dilakukan oleh sejumlah maskapai tersebut dirasa belum dapat memenuhi pent up demand.

Baca juga: BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi 2023 Tembus 4,9 Persen, Inflasi di Bawah 4 Persen

Ketiga adalah mahalnya harga bahan bakar pesawat, yaitu avtur.

Ia pun berharap kombinasi dari intervensi yang dilakukan Pemerintah dapat membuat harga tiket menjadi lebih terjangkau.

Per data hari ini, ia mengatakan data inflasinya sudah mulai terkendali.

"Saya mencanangkan bahwa tahun 2023 bukan tahun wait and see, tapi tahun investasi. Tahun visitasi," ujarnya.

Baca juga: Inflasi Januari 2023 Diprediksi 0,39 Persen, Cabai hingga Bawang Merah Jadi Penyumbang Utama

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved