Senin, 6 Oktober 2025

Ketahanan Ekonomi Indonesia Jadi Daya Tarik Bagi Investor

Ekonom INDEF mengungkapkan Indonesia sebenarnya bisa memanfaatkan kondisi ketahanan ekonomi dalam negeri untuk menarik hati para investor.

Ist
Ekonom Indef, Eko Listiyanto. Ia mengungkapkan Indonesia sebenarnya bisa memanfaatkan kondisi ketahanan ekonomi dalam negeri untuk menarik hati para investor. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengungkapkan Indonesia sebenarnya bisa memanfaatkan kondisi ketahanan ekonomi dalam negeri untuk menarik hati para investor.

"Memang banyak keluhan investor bukan di nasional, tapi pada saat urus izin di daerah. Sebetulnya kalau memikat hati investor atau membuat mereka tertarik untuk tetap menginvestasikan dana di Indonesia."

"Ya kita harus 'agak pandai' bagaimana menjadikan aspek minimnya risiko resesi untuk Indonesia menjadi jualan," kata Eko, kepada wartawan, Kamis (1/12/2022).

Berbagai indikator makro menunjukkan ketahanan kondisi ekonomi Indonesia, bahkan lembaga internasional juga memprediksi perekomonian Indonesia masih mampu tumbuh di tahun depan dengan tingkat inflasi yang masih dalam level moderat. 

Padahal banyak negara besar yang menggalami gejolak ekonomi, seperti Inggris, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan China.

"Itu diolah saja menjadi bahasa positif untuk menggaet investor. Karena kalau mereka tunggu Eropa pulih mungkin situasinya akan sangat bergantung dari Rusia-Ukraina. Dan mungkin agak lama," ujarnya.

Baca juga: Riset: Investasi Properti di IKN Nomor Dua Terseksi Setelah Jabodetabek

Selain itu, Indonesia juga patut bisa memanfaatkan kondisi geopolitik untuk menggaet investor asing.

Eko menyebut beberapa negara yang relatif dominan berinvestasi di China tengah mencari tujuan investasi baru untuk memitigasi kecenderungan investasi pada China. 

"Beberapa negara investor merasa khawatir dengan besarnya ketergantungan terhadap China dalam konteks investasi. Ada beberapa langkah politik China, baru-baru ini, yang agak relatif berseberangan dengan apa yang dimaui global," ucap Eko.

Ia mencontohkan Korea Selatan sebagai negara investor yang khawatir dengan keberlanjutan investasi di China.

 "Ini menjadi masalah bagi investor Korsel ketika harus mengekspor ke Amerika. Karena mereka buat pabriknya di China. Ada kekhawatiran jangka menengah panjang investor Korea Selatan kalau terus mengalirkan uangnya ke China," ucapnya.

Meski demikian, Eko mengingatkan pada akhirnya investor yang telah masuk di Indonesia juga akan melihat kenyataan lapangan.

Baca juga: Sebut Kinerja Ekonomi Indonesia Kuat, Sri Mulyani: APBN Bekerja Luar Biasa Keras

Oleh sebab itu, Eko menyarankan agar ada upaya untuk membuat investor betah di Indonesia.

"Tentu saja dipoles dengan data-data makro yang relatif kita tahan krisis itu bagus, tapi pada akhirnya kondisi nyata di lapangan yang menentukan," pungkasnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved