Inovasi dan Kemauan Belajar, Kunci Sukses Yayuk Kelola Usaha Produksi Abon di Solo
Rumah produksi itu menjadi bukti perjalanan panjang Tri Rahayu Amperawati dalam mengembangkan usaha produksi abon sapi di Solo.
Perlahan, produk dendeng dan abon sapi yang dijual Yayuk ternyata laku dan mendapat banyak pesanan.
Dari situ, wanita 56 tahun ini kemudian mulai berpikir untuk memproduksi sendiri.
Setelah sempat mengalami kegagalan dan perbaikan, akhirnya ia bisa memproduksi sendiri berbagai olahan daging sapi mulai dari srundeng, rambak, dendeng dan abon.
Baca juga: Kementerian BUMN Dorong UKM Tembus Pasar Internasional
Resep keluarga dan pengalaman di masa kecil membantu orang tua membuat abon sedikit banyak membantunya sehingga bisa memproduksi berbagai olahan daging sapi.
Waktu terus berjalan hingga pada 2010, Yayuk menambah variasi produksinya yakni olahan daging ayam.
Ia memproduksi abon ayam.
Hal itu bermula dari adanya pelanggan yang menanyakan apakah bisa membuat abon ayam. Karena cara pembuatannya sama, Yayuk pun berani memproduksi abon ayam dan hasilnya diterima pasar.

Kini, abon ayam Ksatria telah masuk di minimarket berjejaring se-Solo Raya.
Inovasi alat-alat produksi
Tak hanya melalui variasi produk, kemajuan usaha abon milik Yayuk juga ditopang kemauan ibu tiga anak ini untuk melakukan inovasi dalam cara produksi seiring meningkatnya pesanan.
Awalnya, seluruh proses produksi masih dilakukan secara manual.
Meski tak paham teknologi, Tri Rahayu tak segan untuk mencari informasi dan belajar dari UKM lainnya yang sudah maju.
Dirinya kerap mengikuti seminar, pameran maupun pertemuan antar UKM.
Ia mencontohkan saat mengikuti pertemuan UKM se DIY-Jateng, dirinya mendapatkan inspirasi untuk menggunakan wajan elektrik dalam pembuatan abon.
“Jadi, waktu itu, sekitar tahun 2017/2018, saya ketemu sesama UKM yang produksi abon di Sleman. Kita tukar pikiran dan ternyata dia sudah menggunakan wajan elektrik. Akhirnya saya belajar ke sana untuk melihat langsung. Setelah itu saya beli satu wajan elektrik dengan modal sendiri. Jadilah saya mulai pakai wajan elektrik untuk produksi. Dengan adanya wajan elektrik itu, pekerjaan sudah agak terbantu,” bebernya.
