Minggu, 5 Oktober 2025

Sri Lanka Bangkrut

Cadangan Devisa Tipis, Sri Lanka Batasi Impor Bahan Bakar Selama 12 Bulan

Sri Lanka membatasi impor bahan bakar selama 12 bulan ke depan akibat kekurangan devisa

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Sanusi
AFP/ARUN SANKAR
Seorang demonstran berinteraksi dengan personel satuan tugas khusus (kanan) Polisi yang berjaga saat memblokir jalan saat demonstran mengambil bagian dalam pawai protes terhadap Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe. Sri Lanka membatasi impor bahan bakar selama 12 bulan ke depan akibat kekurangan devisa, di tengah upaya pemerintah baru negara itu menemukan jalan keluar dari krisis ekonomi. 

Sebelumnya, China telah mendanai pembangunan infrastruktur besar-besaran di Sri Lanka dan memperpanjang pinjaman selama beberapa dekade terakhir.

Dalam contoh yang sering dikutip, Sri Lanka terpaksa menyewakan pelabuhan Hambantota-nya kepada sebuah perusahaan Cina selama 99 tahun setelah gagal membayar kembali pinjamannya.

“Saya tidak setuju dengan konsep terjebak oleh utang China,” kata Weerasinghe, seraya menambahkan bahwa China telah “berinvestasi dan membantu” Sri Lanka dalam jangka waktu yang lama.

Sri Lanka Bangkrut

Sri Lanka mengalami bangkrut setelah gagal mengatasi krisis ekonomi yang parah selama berbulan-bulan.

Sri Lanka memiliki tumpukan utang, gagal bayar, dan cadangan devisa yang menipis.

Sebagai informasi mengutip dari Channel News Asia, utang luar negeri Sri Lanka per akhir 2021 yaitu sebesar 50,72 miliar dolar AS. Jumlah ini sudah termasuk produk domestik bruto (PDB), utang 12 miliar dolar AS yang harus dibayarkan pada Agustus mendatang, serta pembayaran 21 miliar dolar pada akhir 2025.

Imbas dari pembengkakan utang ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan bahwa sekitar 80 persen masyarakat Sri Lanka di tahun ini berpotensi mengalami kekurangan pangan.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved