Meski Masih Dihantui Pandemi, BI Sebut Ekonomi Nasional Bakal Tumbuh 5,5 Persen di 2022
Bank Indonesia memprediksi perekonomian nasional bakal tumbuh di angka 3,2 persen hingga 4 persen pada 2021.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bank Indonesia memprediksi perekonomian nasional bakal tumbuh di angka 3,2 persen hingga 4 persen pada 2021.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam paparannya mengungkapkan, hal tersebut disebabkan oleh sejumlah indikator.
Salah satunya ialah meningkatnya mobilitas masyarakat, sehingga ikut mendongkrak aktivitas perekonomian.
Baca juga: Rupiah Spot Pagi Ini Dibuka Melemah di Level Rp 14.362 Per Dolar AS
“Perkembangan indikator ekonomi pada Desember 2021 mengindikasikan akselerasi proses pemulihan, antara lain mobilitas masyarakat, penjualan eceran, dan keyakinan konsumen,” ucap Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis (20/1/2022).
“Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi 2021 diprakirakan tetap berada dalam kisaran 3,2-4,0 persen,” sambungnya.
Dengan melihat akselerasi di penghujung tahun 2021, Perry juga memprediksi perekonomian di tahun 2022 bakal lebih meroket. Meskipun pandemi Covid-19 masih menghantui.
Baca juga: Waduh, Kurs Rupiah Spot Terus Melemah di Perdagangan Siang Ini, Rp Per Dolar AS
Ia mengatakan, perekonomian Indonesia bisa tumbuh hingga angka 5,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya 2021.
“Perekonomian domestik diprakirakan tumbuh lebih tinggi pada 2022,” papar Perry.
“Pertumbuhan ekonomi diprakirakan meningkat ke kisaran 4,7-5,5 persen pada 2022, sejalan dengan akselerasi konsumsi swasta dan investasi, di tengah tetap terjaganya belanja fiskal Pemerintah dan ekspor,” tambahnya.
Dirinya juga melanjutkan, hal tersebut juga didukung oleh mobilitas yang terus meningkat sejalan dengan akselerasi vaksinasi, pembukaan ekonomi yang semakin luas, dan stimulus kebijakan yang berlanjut.
Kinerja lapangan usaha (LU) Utama, seperti industri pengolahan, perdagangan, konstruksi, dan pertanian juga bakal tumbuh meningkat.
“Secara spasial, perbaikan ekonomi diprakirakan terjadi di seluruh wilayah terutama Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Balinusra seiring dengan tetap kuatnya kinerja ekspor, perbaikan permintaan domestik, dan kinerja LU Utama,” pungkas Perry.