Strategi Pemerintah agar Kopi Indonesia Bisa Merajai Dunia
Erick Thohir melihat kopi Indonesia belum mendapat proses sempurna dari petani sehingga kalah saing dengan produk dari luar negeri.

Mengenai akses pembiayaan, lanjut Teten, Presiden Joko Widodo sudah menetapkan 30 persen kredit perbankan harus untuk UMKM.
Namun setiap tahun kredit usaha rakyat (KUR) terus naik, pada 2020 Rp 190 triliun, 2021 Rp 285 triliun, 2022 Rp 373 triliun.
"Kami juga mendukung di hulu. Tidak bisa membangun kedaulatan pangan, tetapi basis produksi petani kecil dengan lahan yang sempit. Pengembangan model bisnis yang terintegrasi hulu-hilir, dari mulai produksi, pembiayaan, rantai pasok dan pemasaran," kata Teten.
Baca juga: Saat Jokowi Ditawari Cilok di Pasar Sederhana hingga Banggakan Capaian Vaksinasi
Teten menerangkan Indonesia memiliki modal untuk mendunia. Dia mencontohkan Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan Takengon, Kabupaten Aceh Tengah menguasai ekspor 345 ton arabika yang bahkan mengisi stok ke Starbuck.
Sementara, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya menambahkan bahwa produk pertanian kopi memang menyentuh langsung ke masyarakat bawah.
Presiden Jokowi, kata Siti, dalam Nawacita mengatakan Perhutanan Sosial ini harus bermanfaat untuk pembangunan daerah dan masyarakat, kemudian dapat mengendalikan kerusakan hutan, serta memperkuat tata kelola kelestarian lingkungan.
"Dengan demikian hutan sosial pasti akan membangun pusat pertumbuhan ekonomi domestik. Presiden Jokowi juga memberikan arahan agar hutan sosial harus memiliki brand. Masyarakat dalam hutan sosial ini harus mendapatkan akses dan kesempatan berusaha, sehingga perlu difasilitasi. Bahkan manajemen koperasi perhutanan sosial masyarakat harus sekelas korporasi," katanya.
Baca juga: Tahun Ini, Permintaan Kopi Dunia Bakal Meningkat Usai Tertekan Pandemi
Terkait agroforestry, lanjutnya, pohon kopi bisa menahan erosi. Produk kopi biji Indonesia juga sudah cukup baik, tetapi perlu kita tingkatkan.
"KLH berusaha memfasilitasi dan bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM, dan tentunya dengan BUMN sudah sangat banyak program yang diberikan kepada masyarakat. Dalam Festival Kopi di Turki, mereka minta kopi dari Indonesia timur karena kalau di Jawa dan Sumatera sudah diketahui nomor satu. Maka kita cari dari NTT, Maluku, dan sudah banyak sekarang," jelas Siti.