Proyek EBT akan Berdampak pada Ruang Fiskal
Proyek energi baru terbarukan (EBT) memiliki implikasi terhadap ruang fiskal ke depan karena menambah beban kompensasi yang harus ditanggung negara.
Komaidi menyebutkan bahwa rata-rata bauran energi terbarukan dalam produksi listrik global pada 2020 masih di kisaran 11%.
Begitu pula rata-rata bauran energi terbarukan pada energi primer yang berkisar di angka 10 persen - 11 persen.
Dalam realitanya, ujar Komaidi, ada negara dengan bauran energi terbarukan di atas 11 persendan ada negara dengan bauran energi terbarukan kurang dari 11 persen.
Namun itu berarti, lanjutnya, rata-rata bauran energi terbarukan di tingkat dunia masih jauh dari target bauran energi terbarukan yang ditetapkan dan kini dikejar oleh pemerintah Indonesia untuk di dalam negeri yakni sebesar 23% pada 2025.
Di sisi lain, Komaidi melanjutkan, bahwa rata-rata GDP negara-negara yang telah mendorong percepatan bauran energi terbarukan adalah lebih dari US$30.000 per kapita, sementara itu, lajutnya, GDP Indonesia masih berada di kisaran US$3.100 per kapita.