Jumat, 3 Oktober 2025

Suramnya Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Versi Lembaga Dunia, IMF hingga Bank Dunia

IMF memproyeksi Indonesia akan mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi lebih dalam, yakni sebesar minus 1,5 persen.

Editor: Sanusi
KONTAN/Fransiskus Simbolon
ilustrasi 

Dalam situasi pandemi seperti ini, perlindungan sosial memberikan dampak nyata terhadap ekonomi dalam negeri.

Dus, memitigasi dampak langsung dari krisis serta membantu para pekerja yang terdampak pandemi, terutama kepada masyarakat miskin dan menengah.

Adapun Bank Dunia memprediksi ekonomi negara-negara di kawasan Asia Pasifik secara rata-rata kontraksi 0,9 persen hingga 3,5 persen di akhir tahun ini.

“Negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik perlu memperkuat reformasi di bidang perdanganan, terutama sektor layanan yang masih diberikan perlindungan, sektor keuangan, transportasi, dan komunikasi,” ujar Mattoo.

3. Prediksi OECD

Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memroyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi atau minus 2,8 persen hingga 3,9 persen.

Angka tersebut jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan skenario pemerintah yang memerkirakan pertumbuhan ekonomi tumbuh negatif 0,4 persen hingga 1 persen.

Kepala Ekonom OECD Laurence Boone memaparkan, pada outlook kali ini OECD menggunakan dua skenario, tergantung pada penanganan pandemi Covid-19 oleh pemerintah Indonesia.

Untuk skenario pertama, Indonesia hanya mengalami pukulan Covid-19 sebanyak satu kali dan bisa menghindari gelombang kedua penularan virus corona.

Apa Kata Analis?

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Riza Annisa Pujarama menilai, pertumbuhan ekonomi pada kuartal 3-2020 diprediksi masih akan negatif meski tidak sedalam kuartal 2-2020.

“Hal ini disebabkan karena konsumsi masyarakat yang mulai meningkat dengan angka yang tipis sebab masyarakat masih menahan konsumsi terhadap barang yang tidak primer,” kata Riza.

Meski IMF merevisi proyeksi pertumbuhan Indonesia, Riza menilai proyeksi tersebut masih berdekatan dengan proyeksi lembaga lainnya seperti World Bank maupun dari pemerintah.

Riza juga menilai, aktivitas ekonomi di Indonesia sebetulnya telah menunjukkan perbaikan dengan adanya protokol kesehatan. Hanya saja, tingkat konsumsi masyarakat masih tertahan.

“Konsumsi yang tertahan ini karena adanya ketidakpastian dengan peningkatan kasus Covid-19 sebulan belakangan ini. Jadi saya kira pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 juga akan tertahan,” tutupnya.

Riza juga proyeksikan pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 berkisar di antara -0,53 persen dengan asumsi penyerapan stimulus pemulihan ekonomi nasional (PEN) bisa mencapai 60 persen di akhir tahun. Kami belum menghitung ulang.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved