Suramnya Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Versi Lembaga Dunia, IMF hingga Bank Dunia
IMF memproyeksi Indonesia akan mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi lebih dalam, yakni sebesar minus 1,5 persen.
IMF memperkirakan pada 2021 perekonomian global akan tumbuh 5,2 persen, lebih rendah dibanding proyeksi sebelumnya yang sebesar 5,4 persen.
"Pemulihan dari bencana ini kemungkinan akan berlangsung lama, tidak merata, dan sangat tidak pasti," kata Gopinath.
Kinerja perekonomian pada negara-negara maju serta berkembang, kecuali China, tahun depan diproyeksi akan tetap berada di bawah level tahun 2019.
IMF pun memandang kinerja perekonomian dalam jangka menengah akan tetap suram.
Perekonomian diperkirakan akan tumbuh melambat di kisaran 3,5 persen pada tahun 2022 hingga 2025. Hal itu lantaran perekonomian sebagian besar negara diprediksi akan berada di level yang lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi.
2. Bank Dunia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Minus 2 Persen di 2020
Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2020 bisa kontraksi antara 1,6 persen hingga 2 persen secara tahunan yoy. Proyeksi ini lebih buruk dari konsensus yang dikeluarkan pada Juni lalu, yakni 0 persen.
Bank Dunia beralasan, kontraksi ekonomi Indonesia terjadi karena penanganan pandemi dari sisi kesehatan belum maksimal.
Chief Economist for East Asia and Pasific World Bank Aaditya Mattoo menjelaskan, pemerintah Indonesia belum sukses mengatasi pandemi virus corona.
Menurut dia, Indonesia adalah salah satu negara di kawasan Asia Pasifik yang belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi dalam waktu dekat.
Mattoo bahkan menyebut kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diterapkan pemerintah setempat, kurang efektif. Sehingga justru memperburuk outlook pemulihan ekonomi Indonesia.
“Indonesia belum menerapkan isolasi secara ketat, dan nampaknya lebih mengandalkan kebijakan-kebijakan yang lebih ringan,” kata Matto dalam Konferesi Pers via daring.
Alhasil, Bank Dunia memprediksi pemulihan ekonomi Indonesia akan lebih lambat dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia Pasifik.
Mattoo menambahkan, ekonomi di negara Asia Pasifik seperti Filipina sudah mulai berjalan, meski tekanan sentimen demand global masih menghantui di sepanjang tahun ini.
Lebih lanjut dia bilang, untuk menjaga ekonomi Indonesia di tahun ini, pemerintah perlu melakukan reformasi fiskal, dengan memperbesar belanja. Utamanya, digunakan untuk stimulus perlindungan sosial.