IHSG Ambruk Imbas Rencana PSBB Total, BEI Sempat Membekukan Perdagangan Saham
BEI sempat melakukan pembekuan sementara perdagangan sistem perdagangan dipicu penurunan IHSG mencapai lima persen.
Menurut Hans, sedikit nilainya, tapi frekuensi transaksi banyak, membuat investor ritel dinilai jadi penyelamat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ada pandemi corona atau Covid-19.
Ia mengatakan, pelemahan IHSG masih terbilang wajar karena ada keterkejutan dari investor baru kalangan milenial.
Baca: AP II: PSBB DKI Jakarta Tidak Akan Berdampak Terhadap Pergerakan Penumpang Pesawat
"Masih wajar (pelemahan) karena pasar kita juga sebenarnya ada fenomena mirip di Amerika Serikat (AS), ada broker isinya orang-orang milenial. Semua orang turun ke pasar saham kita, bisa menyelamatkan," ujarnya.
Kendati mereka belum menguasai banyak keilmuan, namun rela terjun ke pasar saham AS dengan istilah pasukan berani mati karena tidak takut rugi.
"Mereka tahunya kalau indeks turun, dia beli, pasukan berani mati. Fenomena sama di kita ada orang-orang baru masuk ke pasar saham karena banyak pemain baru masuk, jadi temannya bilang sudah untung, jadi ikut," kata Hans.
Sementara itu, dia menjelaskan, ada broker lokal yang mengalami peningkatan jumlah investor bulanan hingga ribuan orang dan omzet meningkat.
"Broker tempat saya jumlah omzet naik 3 kali lipat. Lalu, teman saya di broker lain tambah 5 ribu investor dalam sebulan, itu besar, biasanya ratusan, jadi bagus makin banyak investasi," ujar Hans.
Aksi sigap investor ritel, khususnya dari kalangan milenial kata Hans sanggup mengikis aksi jual asing dari awal tahun sekira Rp 32,94 triliun hingga kemarin.
"Ritel menyelamatkan, asing net sell hampir Rp 35 triliun. Indeksnya justru reli terus, naik ke atas sejak Maret 2020," ujarnya.
Namun, kata Hans, pertanyaannya adalah sampai kapan pundi-pundi investor ritel ini sanggup menahan pelemahan IHSG saat pandemi.
"Cuma mereka kalau indeks sudah tinggi, jual. Kalau turun, beli lagi, mereka berani mati sampai orang-orang yang punya duit lebih besar keluarin barang semua, jual semua, langsung (IHSG) roboh," katanya.
Hans juga melihat indikasi jatuhnya pasar saham dunia, termasuk IHSG sudah kelihatan saat investor kawakan Warren Buffett memilih untuk beli emas.
"Mereka-mereka ini lebih gede dari ritel, saya sederhananya lihat Buffet. Dia ini salah satu parameter penting di pasar, dia beli emas, dia pesimis dengan pasar saham dan ekonomi," ujarnya.
Direktur PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menjelaskan gelombang tekanan ke IHSG masih akan berlanjut dalam jangka menengah, termasuk besok (Jumat) dengan kisaran 4.828 hingga 5.002.
"Gelombang tekanan yang terjadi saat ini terlihat belum akan berakhir dalam waktu dekat," ujarnya.