Virus Corona
Dirut Irfan Setiaputra: yang Bisa Membantu Garuda Secepatnya Recover adalah Penumpang
Kekuatan pertolongan penumpang mengalahkan bantuan pinjaman Rp 8,5 triliun yang diberikan pemerintah kepada Garuda.
Garuda juga berkukuh mengosongkan tempat duduk tengah untuk konfigurasi bangku tiga-tiga di kelas ekonomi. Sedangkan untuk kelas bisnis diatur dua tempat duduk hanya ditempati satu orang.
"Garuda ngotot sekali memastikan tempat duduk tengah di kelas ekonomi kosong karena kami enggak mau persepsi publik soal perjalanan ini bermasalah. Konfigurasi tengah kosong, kelas bisnis yang kursi dua-dua itu sendiri, kecuali ada permintaan khusus bawa keluarga dengan anaknya tidak ingin dipisahkan tapi ada kesepakatan yang harus disepakati agar membuat orang lain aman," katanya.
Irfan menyatakan situasi pandemi sangat menantang. Pada Mei lalu, okupansi penumpang yang dicatat perseroannya tinggal 10 persen.
Situasi ini mengakibatkan emiten berkode GIAA itu harus melakukan sejumlah efisiensi seperti percepatan masa kerja karyawan kontrak, pemotongan gaji pegawai sampai direksi dan komisaris, serta penawaran pensiun dini.

"Saat ini sudah lebih dari 400 orang yang mengambil pensiun dini," ucapnya.
Di sisi lain Irfan mengatakan angkutan udara kini kalah bersaing dengan angkutan darat karena masyarakat tidak perlu mengantongi hasil tes cepat corona.
Itu berbeda dengan naik pesawat. Hasil tes bebas corona merupakan syarat wajib yang harus dipenuhi supaya bisa naik pesawat.
"Kondisi rapid test ini kita kalah bersiang dengan jalan darat. Kalau darat, naik mobil langsung saja pulang ke Solo dan langsung masuk ke rumah," katanya.
Sebagai langkah untuk mempertahankan bisnis, Garuda juga menggencarkan angkutan kargo.
Dalam waktu dekat, Garuda akan merilis layanan angkutan pengiriman kilat yang bisa mengantar makanan dari kota ke kota selama setengah hari.

Perseroan juga menerbangkan lebih dari sepuluh pesawat barang setiap hari.
"Kami pun kedatangan pesawat freighter dua unit," tuturnya.
Irfan mengatakan saat ini orang-orang yang melakukan penerbangan adalah mereka dengan kebutuhan dinas atau bisnis.
Sementara itu mereka yang ingin terbang masih menunda.
"Mereka yang mau ini yang banyak, kepingin sekali terbang. Mereka yang ingin berwisata, bersosialisasi, bersilaturahmi, ini yang kita dorong dengan terbang bersama Garuda aman dan nyaman," katanya.(tribun network/har/dod)