Virus Corona
Pemimpin Bisnis Disarankan Lakukan Ini Agar Bertahan dan Jadi Pemenang Usai Pandemi Corona
Pemimpin perusahaan di Indonesia harus memperhatikan seluruh aspek ketika menyusun strategi untuk bertahan dan menang di era krisis
Selain itu pertumbuhan PDB bisa sampai minus, sesuai prediksi Kementerian Keuangan RI yang menyebut pada scenario terberat perekonomian RI dapat menyentuh titik minus 0,4%.
c. Bisnis : Terhentinya kegiatan produksi industri karena tidak didapatkan bahan baku alternatif, harga komoditas, pembangunan infrastruktur, dan cash buffer days perusahaan sudah terpengaruh secara ekstrim
Lebih lanjut, Apung yang juga mantan eksekutif di berbagai perusahaan multinasional seperti Unilever dan Toyota Motor Manufacturing Indonesia juga memaparkan 3 faktor penting yang akan menentukan hasil akhir ketiga scenario tersebut.
Pertama, faktor kebijakan pemerintah untuk mengatasi dampak dari virus Covid 19 seperti halnya pemberlakuan PSBB dan program jaringan pengaman sosial untuk masyarakat kecil yang terdampak.
Kedua, kepatuhan masyarakat dalam mengikuti kebijakan pemerintah.
Baca: Ramalan Zodiak Besok Selasa 14 April 2020, Leo Beruntung, Bisnis Gemini Bermasalah
Baca: Imun yang Baik Bisa Bantu Cegah Covid-19, Minuman Herbal Alami Ini Bisa Tingkatkan Kekebalan Tubuh
Terakhir kemunculan teknologi penunjang untuk mendeteksi dan akhirnya menyembuhkan penderita virus Covid 19.
Ketiga hal tersebut menurut Apung akan menjadi faktor utama yang menentukan pengendalian tingkat infeksi Covid-19.
“Jika sudah bisa dikendalikan maka pemerintah bisa mengakhiri kebijakan WFH (working from home) yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi roda perekonomian dan bisnis negara kita,” urainya.
Kemunculan virus Covid-19 di akhir 2019 bak bola salju, bergulir dengan cepat menjadi sebuah pandemi.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam situsnya www.WHO.int, per-12 April 2020, jumlah infeksi Covid-19 yang terkonfirmasi telah mencakup hingga 213 negara atau wilayah, dengan jumlah infeksi mencapai 1.699.595 kasus dan kematian mencapai 106.138 korban jiwa. Tak pelak kondisi ini menjadi sebuah tragedi kemanusiaan.
Wabah Covid-19 telah membawa konsekuensi tak terduga, perekonomian global guncang akibatnya.
Pada Jumat 27 Maret 2020, Direktur Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menyebut dunia telah memasuki resesi akibat pandemic Covid-19. Indonesia pun tak kebal dari guncangan tersebut.
Pada Rabu 1 April 2020, melalui konferensi video dengan media, Menteri Keuangan Indonesia sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KKSK), Sri Mulyani Indrawati menyebut, perekonomian Indonesia tahun ini diprediksi turun jadi 2,3% dan dalam scenario terberat, bisa menyentuh titik minus 0,4%.
Menanggapi kondisi luar biasa tersebut Pemerintah Indonesia tidak tinggal diam. Sehari sebelum pengumuman Sri Mulyani, Presiden Indonesia Joko Widodo pada 31 Maret 2020 mengumumkan tambahan belanja dan pembiayaan APBN 2020 untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp 405,1 triliun.
Rinciannya, Rp 75 triliun untuk dana kesehatan, Rp 110 triliun untuk jaring pengaman social, Rp 70,1 triliun untuk insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat, serta Rp 150 triliun untuk pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional.