Senin, 6 Oktober 2025

OJK: Stabilitas Pasar Keuangan Masih Terjaga

“Di tengah berlanjutnya volatilitas di pasar keuangan dalam negeri, profil risiko lembaga jasa keuangan masih terjaga pada level yang manageable"

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Choirul Arifin
IST
Ilustrasi 

Laporan Reporter Tribunnews, Syahrizal Sidik 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, stabilitas sektor jasa keuangan dan kondisi likuiditas di pasar keuangan Indonesia masih dalam kondisi terjaga, di tengah tekanan yang terjadi di pasar keuangan di emerging market.

Tekanan di pasar keuangan tersebut terutama pada melemahnya nilai tukar Rupiah terjadap dolar Amerika Serikat yang pagi ini, Jumat (31/8/2018) yang menyentuh level Rp 14.710 per dolar AS atau terdepresiasi 8,52 persen sejak awal tahun.

Sementara, hari ini, laju Indeks Harga Saham Gabungan juga dibuka terkoreksi pada posisi 5.984,96 poin.

Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik Anto Prabowo, dalam keterangan persnya menyatakan, dari sisi domestik, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2018 menunjukkan perbaikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Tingkat inflasi berada pada level yang terkendali.

Baca: Pick Up F-150 untuk Rayakan Ultah Harley-Davidson ke-115 dari Ford

Selain itu, kinerja korporasi dalam negeri juga masih memadai, antara lain tercermin dari kinerja keuangan emiten Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sebagian besar mencatat perbaikan.

“Namun beberapa waktu terakhir, faktor risiko di pasar keuangan global kembali meningkat, yang dipengaruhi oleh ekspektasi kelanjutan kenaikan Fed Funds Rate dan gejolak pasar keuangan Turki. Hal ini memicu peningkatan tekanan di pasar keuangan emerging markets, khususnya di negara-negara yang mengalami ketidakseimbangan eksternal,” kata Anto.

Intermediasi 

Dalam catatan OJK, kinerja intermediasi sektor jasa keuangan pada Juli 2018 secara umum masih bergerak positif. Kredit perbankan dan piutang pembiayaan masing-masing tumbuh sebesar 11,34 persen yoy dan 5,53 persen yoy, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya 10,75 persen dan 5,18 persen.

Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh sebesar 6,89 persen yoy. Premi asuransi jiwa dan asuransi umum atau reasuransi masing-masing mencatat pertumbuhan sebesar 23,6 persen yoy dan 14,8 persen yoy.

Baca: Yogyakarta Kota Ke-17 Tuan Rumah Kompetisi Safety Driving untuk Sopir Truk dan Bus Hino

Sementara di pasar modal, penghimpunan dana oleh korporasi pada periode Januari-Juli 2018 telah mencapai Rp 108 triliun, dengan emiten baru sebesar 35 perusahaan.

Total dana kelolaan investasi hingga akhir Juli 2018 telah mencapai Rp 717,6 triliun, meningkat 4,63 persen dibandingkan akhir tahun 2017.

“Di tengah berlanjutnya volatilitas di pasar keuangan dalam negeri, profil risiko lembaga jasa keuangan masih terjaga pada level yang manageable,” imbuhnya.

OJK mencatat, rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) gross perbankan tercatat sebesar 2,73 persendari posisi Juni 2,67 persen, sedangkan rasio Non-Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan berada pada level 3,18 persen dari Juni 3,15 persen.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved