Maluku Harus Mainkan Peran dan Manfaatkan Peluang Blok Masela
Bukan hanya persoalan darat atau laut semata, tetapi menjadi momentum untuk mengubah paradigma mengelolaan SDA di Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM, AMBON - Rizal Ramli mengatakan Maluku harus memainkan peran dan memanfaatkan peluang yang akan mengikuti pengembangan Blok Masela.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya itu menegaskan, pengembangan Blok Masela harus menjadi motor pengembangan wilayah dan pembangunan industri nasional.
"Bukan hanya persoalan darat atau laut semata, tetapi menjadi momentum untuk mengubah paradigma mengelolaan SDA di Indonesia. Kita harus tinggalkan ekspor gas alam semata. Harus dibuatkan industri dan memberikan nilai tambah," kata Rizal Ramli ketika memberikan Kuliah Umum di Universitas Pattimura Ambon, Sabtu (28/5/2016).
Rizal Ramli didampingi Wagub Maluku Zeth Sahuburua, Rektor Universitas Pattimura, Prof. Dr. Marthinus J. Saptenno, Engelina Pattiasina (Direktur Acrhipelago Solidarity Foundation) dan Nono Sampono (Anggota DPD RI).
Selain di Unpatti, Menko Rizal juga menyempatkan diri berkunjung di Universitas Darussalam Ambon.
Dalam kesempatan itu, Rizal Ramli mengatakan, persoalan darat atau laut Blok Masela terlalu sederhana, karena yang sangat penting bagaimana sumber daya alam digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat.
Dia mengatakan, dua hal yang membuat Indonesia tertinggal, karena mengekspor sumber daya alam tanpa memberikan nilai tambah. Justru, negara importir yang menikmati hasil besar karena membangun industri.
"Blok Masela harus diikuti dengan pembangunan industri, termasuk industri turunan. Keuntungan yang diperoleh berlipat ganda jika membangun industri, belum lagi dengan adanya dampak tidak langsung," kata Rizal Ramli.
Rizal mengatakan, dengan pengelolaan yang tepat, Maluku akan menjadi daerah maju, karena Blok Masela akan melahirkan satu kota baru.
Untuk itu, dia mengharapkan, agar Maluku mempesiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Masih Terpuruk
Engelina Pattiasina mengatakan, Maluku masih terpuruk dalam kemiskinan, sehingga membutuhkan terobosan besar dan berani, sehingga Maluku bisa mendapat manfaat yang besar.
“Rempah Maluku melahirkan kolonialisme, ikan melahirkan perbudakan, setidaknya kasus Benjina memperlihatkan gejala itu. Kami berharap, semoga Migas di Maluku tidak memunculkan neokolonial atau sejenisnya," katanya.
Menurut Engelina, Blok Masela harus menjadi momentum bagi pemerintah untuk merealisasikan Nawacita dan mengembalikan roh pasal 33 UUD 1945, sehingga benar-benar SDA digunakan untuk kesejahteraan rakyat.
“Pemerintah pusat sendiri, pemprov sendiri, DPRD dan semua kalangan kalau sendiri-sendiri, kita tidak akan mampu untuk memanfaatkan keberadaan Blok Masela. Tapi dengan kerjasama dan kebersamaan, semua itu menjadi mungkin,” kata lulusan Universitas Bremen Jerman ini.