Sabtu, 4 Oktober 2025

Keran Ekspor Mineral Mentah Dibuka, Investasi Pembangunan Smelter Tidak Menentu

Jika keran ekspor lagi, perusahaan-perusahaan tambang akan lebih memilih mengekspor bahan mentah tanpa perlu diolah dan dimurnikan di dalam negeri

Penulis: Eko Sutriyanto
WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN
Smelter Nikel Sulewesi Mining Investement (SMI) 

Wakil Ketua AP3I Jonatan Handojo menjelaskan, iklim investasi dan daya tarik investasi untuk membangun smelter di Indonesia bakal kembali ke titik terendah sejak menguatnya wacana relaksasi ekspor.

Ancaman lain adalah nasib smelter yang sedang dibangun saat ini sedang di ujung tanduk.

Perusahaan dan investor yang sudah membangun smelter kembali memikirkan keekonomian jangka panjang smelter tersebut karena terancam oleh relaksasi ekspor.

"Sayang sekali untuk yang sudah serius membangun smelter, wacana ini merupakan pukulan telak bagi nasib smelter tersebut," ungkapnya.

Ia pun menjelaskan bahwa pertengahan tahun ini ada ada empat smelter terakhir dari 24 perusahan anggota asosiasi akan siap produksi.

"Sehingga tahun depan serapan seluruh komoditas tambang akan meningkat bahkan bisa sama dengan angka eskpor nikel di tahun 2009," katanya.

Sebut saja untuk nikel diperkirakan tahun depan konsumsi ore nikel akan mencapai 7 juta ton per tahun.

Sebelumnya, pemerintah memastikan bahwa selama UU Minerba belum diubah maka relaksasi ekspor tidak akan dilaksanakan.

Menteri ESDM Sudirman Said menegaskan, pemerintah memahami kesulitan perusahaan yang sedang membangun smelter termasuk cashflow, namun pemerintah tidak serta merta mengambil kebijakan melonggarkan ekspor mineral mentah.

"Kami empati ke pengusaha yang tertekan cash flow. Harus kompromi, tapi jangan buru-buru dalam menjalankan relaksasi, karena itu akan menimbulkan efek negatif di kalangan pengusaha," katanya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved