Kenaikan Suku Bunga The Fed Tidak Membuat Risiko Global Hilang
Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) telah menaikkan suku bunganya sebesar 0,25 persen menjadi 0,5 persen.
"Kenaikan ini sudah ditunggu semua pihak semenjak beberapa bulan yang lalu. Respons awal dari pelaku pasar terlihat masih positif, pemodal asing juga kembali dalam posisi net buy (beli), meski belum terlalu besar," ujar Satrio.
Satrio mengimbau pelaku pasar sebaiknya tetap waspada karena masih ada kemungkinan laju IHSG dalam kisaran konsolidasi ke level 4.250-4.550, selama indeks belum mencetak titik tertinggi baru yaitu di atas resistance 4.568.
"Jika IHSG gagal mencetak titik tertinggi di atas resistance, kami masih tetap merekomendasikan posisi sell on strength," ucapnya.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengatakan, kenaikan suku bunga The Fed membawa angin segar ke pasar modal karena sudah menghilangkan ketidakpastian yang selama ini ditunggu pelaku pasar.
"Kenaikan suku bunga The Fed sudah diprediksi (pelaku pasar), jadi kalau ditanya justru jadi bagus karena ketidakpastian sudah tidak ada lagi. Ini membuat ketenangan, kalau The Fed naikkan lagi tiga bulan ke depan, tunggu aja. Investor lebih tenang," tutur Tito.
Sejak 2006, The Fed terus mempertahankan suku bunganya pada level 0,25 persen dan kini menjadi 0,50 persen. Keputusan naik tersebut, setelah adanya pertemuan petinggi The Fed selama dua hari dengan melihat bahwa pertumbuhan ekonomi negeri Paman Sam sudah mulai membaik.