Di Balik Lobi Syahrul ke Singapura
Siapa yang Mengatur Pertemuan Menteri Singapura dan Syahrul?
CERITA pembukaan rute Makassar-Singapura bermula dari Bugis Junction Tower, markas IES. Lembaga inilah yang meyakinkan otoritas Bandara Changi

Beda dari Kadin, IES memiliki otoritas regulasi, pengawasan, dan penindakan. Itulah mengapa IES ditakuti pengusaha sekaligus berpengaruh di pemerintahan.
“IES bisa mencabut izin hotel ini,” kata Irman di lobi Hotel Mandarin tempat delegasi Syahrul menginap selama di Singapura.
Dari IES, Irman dan timnya mendapatkan kontak dengan pejabat di kementerian luar negeri dan hukum, kementerian perdagangan dan industri, serta departemen kesehatan.
Menteri luar negeri, kata Syahrul, diperlukan untuk memperlancar hubungan Singapura-Makassar. Karena merangkap menteri hukum, menlu juga diharapkan membuat regulasi yang mendorong optimalisasi hubungan kedua kota.
Dengan menteri perdagangan dan industri sudah jelas tujuannya, merintis hubungan perdagangan dan investasi. Sedangkan dengan departemen kesehatan, Sulsel berharap bisa mengirim 100 tenaga medis (75 perawat dan 25 dokter) untuk magang di Singapura.
Syahrul diterima dengan lancar dan disambut hangat, baik di kantor kementerian luar negeri, kementerian kesehatan, maupun kementerian perdagangan.
Siapa yang mengatur semua pertemuan itu? Tim dari BKPMD dan staf di tiga kementerian itu. “Kami membangun kontak personal,” kata Ani, staf BKPMD yang berperan mengatur dan mengoordinasikan pertemuan.
CERITA pembukaan rute Makassar-Singapura bermula dari Bugis Junction Tower, markas IES. Lembaga inilah yang meyakinkan otoritas Bandara Changi untuk melihat potensi penumpang di Makassar.
Tim Changi akhirnya ke Makassar untuk melihat kesiapan Bandara Hasanuddin, infrastrukturnya maupun potensi penumpangnya.
Dampak ikutannya, seperti aspek ekonomi dan sosial budaya, ikut pula menjadi bahan kajian sebelum Changi mengatakan “yes” atas inisitiaf Sulsel membangun rute penerbangan langsung.
1 Juli 2011, setelah berproses selama dua tahun, Garuda memulai penerbangan Makassar-Singapura. Bila imaginasi mengenai potensi ekonomi dan sosial akibat penerbangan langsung itu kelak menjadi kenyataan, entah 10 atau 20 tahun lagi, maka tanggal 1 Juni 2011 haruslah dicatat sebagai hari bersejarah Makassar dan Sulsel.
BAGAIMANAPUN, itu semua barulah langkah awal. Langkah besar itu akan terhenti sia-sia bila tahapan-tahapan selanjutnya tidak dilakukan.
Bukan cuma dilakukan: harus dilakukan dengan serius, diikuti, dimonitor. Itu artinya, prioritas pemerintah Sulsel juga harus bergeser ke sini.
Syahrul, yang akan mengakhiri masa jabatannya April 2013, menyadari tatangan yang membentang. Kata Syahrul, semua itu barulah pondasi.
Menyertai pembukaan rute penerbangan langsung tersebut, berbagai program telah dan sedang dirancang. KBRI, misalnya, akan menggelar promosi dagang dan wisata dengan Sulsel sebagai tema utamanya pada Juli nanti.