Kamis, 2 Oktober 2025

Dewan Desak Dinsos Atasi Anjal dan Pengemis

meminta dinas sosial kota Makassar untuk mengatasi meningkatnya jumlah anak jalanan dan pengemis di Makassar saat ini.

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Dewan Desak Dinsos Atasi Anjal dan Pengemis
Foto Ilustrasi Jumlah gelandangan dan pengemis (gepeng) di Jawa Tengah, terbanyak di Indonesia

Laporan Wartawan Tribun Timur/ Rudhy

TRIBUNNEWS.COM MAKASSAR, -- Anggota Fraksi Partai Demokrat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar, Andi Endre Cecep Lantara meminta dinas sosial kota Makassar untuk mengatasi meningkatnya jumlah anak jalanan dan pengemis di Makassar saat ini.

Kata dia, hampir disetiap sudut jalan anak di bawah umur mendatang mobil yang berhenti di depan lampu merah untuk meminta uang. Hal tersebut sangat mengganggu pengguna jalan dan sangat membahaya bagi anak-anak kecil tersebut.

Selain itu, anggota Komisi D DPRD Kota Makassar ini meminta pihak pengendara sebaiknya tidak lagi memberi uang kepada anak jalan. Sebab akan menambah jumlah mereka dan menjadikan profesi menemis dan mengamen di lampu merah dan persimpangan jalan sebagai pekerjaan.

"Hingga saat ini masih ada pengendara mobil masih memberikan uang kepada para pengemis. Padahal pemberian tersebut tak setimpal dengen resiko yang ada dijalanan," kata Enre Cecep Lantara, saat ditemui di DPRD Makassar, Rabu (13/3/2013).

Kata dia, selain anak jalanan. Sejumlah lansia juga melakukan hal yang sama.

"Pemkot Kota Makassar saat ini sedang giat-giatnya melakukan razia terhadap Anjal . Namun Anjal terus melakukan aksinya tanpa memperdulikan larangan dan razia yang dilakukan pemerintah kota Makassar. Hal ini menunjukkan bahwa profesi menegemis tersebut memang dijadikan pekerjaan utama sekelompok orang,"paparnya.

Ia juga menyarankan agar masalah anak jalanan dan semacamnya harus ditangani dengan cara kultural dengan cara melibatkan peran aktif masyarakat untuk menekan perkembangan anjal yang semakin memprihatinkan di Kota Makassar.

“Sangat perlu pendekatan secara kultural dalam menangani maraknya anjal di Kota Makassar saat ini. Karena setiap tahun mereka bertambah, apalagi jika ada momentum, misalnya hari keagamaan, liburan, dan sebagainya. Jumlah anjal akan sulit diprediksi,” katanya.

Ia menegaskan, anjal dan gelandangan pengemis (gepeng) memang manjadi salah satu masalah sosial yang dihadapi Pemkot Makassar.

Jumlah mereka yang terus bertambah setiap tahun dan akan menjadi masalah tersendiri, jika tidak dicari penanganan yang lebih konprehensif.

Hal yang sama juga disampaikan anggota Komisi A bidang pemerintahan, Yusuf Gunco. Menurutnya, jumlah Anjal dan pengemis yang terus bertambah di kota Makassar nantinya akan menjadi masalah besar dikemudian hari jika tak ditangani sesegera mungkin.

Politisi Partai Golkar ini menegaskan, dalam tiga tahun terakhir, pengemis dan pengamen di sejumlah lampu merah di Kota Makassar tumbuh subur. Bahkan keberadaan pengemis dan pengamen jalanan ini kerap membuat pengguna jalan resah. Sebab beberapa pengamen dan pengemis terkesan memaksa saat meminta kepada pengguna jalan.

"Pemkot Makassar saat ini seakan tutup mata atas realitas sosial ini. Padahal, DPRD Kota Makassar telah menetapkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pembinaan Anak Jalanan (anjal), Gelandangan, Pengemis dan Pengamen. Pemkot malah dituding tidak bertaji menegakkan perda ini,"ungkapnya. (Rud)

Baca  Juga  :

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved