Tato Itu Kekayaan Budaya Indonesia
Tato adalah kekayaan budaya asli Indonesia. Ia menyontohkan beberapa suku di Indonesia, misalnya Dayak, yang mengartikan tato dari persepektif budaya.
TRIBUNNEWS.COM - E. Kurdian B. Pangaribua Ketua Umum Indonesian Subculture menyayangkan kesan negatif yang sering dipertontonkan sekelompok orang yang memiliki tato, misalnya untuk gaya-gayaan atau bahkan menakut-nakuti masyarakat. Lalu, orang bertato pun diberi stigma preman.
Padahal, kata pria yang disapa Ucha, jika ditarik ke belakang, tato merupakan kekayaan budaya asli Indonesia. Ia menyontohkan beberapa suku di Indonesia, misalnya Dayak, yang mengartikan tato dari persepektif budaya.
"Tapi sekali lagi saya sadar kalau orang bertato masih dipandang sebelah mata," kata Ucha seperti dikutip Tribunnews.com dari Wartakotalive.com.
Lalu berapa ya biaya yang harus dikeluarkan bila ingin menato di studio tato?
"Tato itu kan seni dan seni tidak bisa dipatok dengan harga pasti. Tentu bervariasi, tergantung siapa artisnya dan di studio mana. Semakin artis tato mempunyai reputasi, maka tentu tarif semakin tinggi. Tapi sekali lagi ini tidak dapat diukur pasti dengan uang. Ini seni, mungkin seperti sebuah lukisan, tidak ada patokan harganya," kata Ucha.
Saat ini anggota Indonesian Subculture mencapai 350 studio yang tersebar di 49 kota di Indonesia. "Paling banyak di daerah Jakarta Selatan sama Surabaya," kata Ucha.