Jumat, 3 Oktober 2025

Biodanza, Joget Bareng nan Rileks untuk Mengusir Stres

Bukan sembarangan dansa, biodanza diyakin sebagai terapi manjur berdansa untuk mengusir stres.

zoom-inlihat foto Biodanza, Joget Bareng nan Rileks untuk Mengusir Stres
Tribunnews.com/ Eko Sutriyanto
Biodanza

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
Tinggal di wilayah perkotaan seperti di Jakarta tidak jarang membuat stres mulai anak-anak hingga orang tua.

Kalaupun parah menyebabkan stres dan depresi, yang pada gilirannya menyuburkan gejala psikosomatis.

Jika terjadi di kalangan anak-anak dan remaja tumbuh menjadi pribadi yang individualis, tidak peka, memilih bunuh diri, mogok sekolah, hingga maraknya bullying, tawuran dan bersemainya bibit-bibit korupsi.

Padahal,  kesuksesan dan kebahagiaan seseorang terbukti lebih ditentukan oleh kecerdasan emosi, sosial dan spiritual dibandingkan dengan kecerdasan intelektualnya. Salah satu cara mengatasi adalah dengan Bio Danza.

"Bio danza atau dance of life ini adalah salah satu teknik intervensi terbaru dari ilmu psikologi yang ditemukan oleh Rolando Toro dari Cile pada tahun 1960," kata Rustika Thamrin SPsi, Direktur Representative "School of Empathy" Indonesia di Jakarta, belum lama ini.

Beberapa orang berkumpul di dalam satu ruangan dan melakukan gerakan tari yang menyenangkan sehingga bisa membuat peserta menjadi lebih rileks.

"Bio danza peserta seperti kembali ke masa anak-anak yang mana sedang bermain-main. Sebenarnya Biodanza di Indonesia bukan sama sekali baru. Metode ini pernah digunakan untuk penanganan korban gunung Merapi," katanya.

Untuk bermain  bio danza ini peserta  melepaskan alas kaki, lalu saling berpegangan tangan dan bergerak bersama maju mundur. Lalu melakukan gerakan mencari pasangan dan nantinya peserta diminta berganti-ganti pasangan, namun harus tetap mempertahankan kontak mata dengan peserta lainnya.

Mulai gerakan ringan secara bertahap makin cepat. Setelah gerakan cepat peserta dirangsang melalui sentuhan, pada fase ini peserta diminta menutup mata dan mendapatkan sentuhan dari pasangan, tak jarang beberapa peserta merasakan emosi yang kadang membuatnya hampir menangis.

Melalui aktivitas fisik yang menyenangkan membuat peserta lebih merasa rileks dan bahagia. Serta pendekatan ini membuat orang lebih mudah mengekspresikan diri sehingga dapat mencegah stres.

Program "School of Empathy" (SOE) yang diinisiasi oleh YASEHATI Foundation, pada akhirnya bertujuan untuk memperkenalkan teknik intervensi yang dimaksud. Program SOE berbasis metode yang ditemukan oleh Prof. Dr. Marcus Stueck (University of Leipzig, Jerman), hasil integrasi dari 2 teknik intervensi, yaitu Non Violent Communication (Marshall Rosenberg, USA) dan biodanza (Rolando Toro, Chile).

SOE Indonesia sendiri hadir sebagai cabang ke empat di dunia setelah sukses diterapkan di Austria, Latvia, Ukrania.

Baca Artikel Menarik Lainnya

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved