Senin, 6 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

HTI: Kebijakan Pemerintah Mudahkan Pemuda Mengakses Kondom

Pelajar dan mahasiswa adalah bagian penting dari para pemuda penerus masa depan bangsa ini.

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-inlihat foto HTI: Kebijakan Pemerintah  Mudahkan Pemuda Mengakses Kondom
Tribunnews.com/Dany Permana
Muslimah dari perkumpulan Hizbut Tahrir Indonesia berunjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta, Rabu (24/11/2010), menuntut agar pemerintah dapat menekan pemerintahan Arab Saudi dalam penyelesaian kekerasan yang dialami Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di sana.

TRIBUNNEWS.COM - Pelajar dan mahasiswa adalah bagian penting dari para pemuda penerus masa depan bangsa ini. 70 juta jumlah pemuda Indonesia yang setara dengan 13 kali lipat penduduk negara Singapura  (BKKBN, 2012) disertai  semangat dan visi ideologis adalah daya dorong yang sangat kuat bagi bangsa ini untuk bangkit mewujudkan perubahan hakiki menuju Indonesia dan dunia yang lebih baik.

Namun sangat disayangkan, potensi yang sangat strategis tersebut telah dibajak para kapitalis sehingga dalam diri mereka tidak tergambar potensi pemuda sebagai agent of change dan iron stock. Berbagai macam bentuk pembajakan tersebut antara lain adanya kebijakan pemerintah yang memudahkan para pemuda untuk mengakses kondom serta pornografi dan pornoaksi dalam berbagai bentuknya. Di sisi lain, para pemuda dan mahasiswa dihadapkan pada kompetisi yang tinggi dalam memperoleh pekerjaan, sehingga orientasi utama hidup mereka adalah bagaimana lulus sekolah menengah atau perguruan tinggi dengan nilai bagus, akan mengakibatkan kepekaan mereka terhadap kondisi masyarakat menjadi tumpul, tidak kritis serta tidak mampu memberikan solusi terhadap masalah bangsa.

Alih-alih bertanggung jawab penuh mengembalikan potensi para pemuda, pemerintah justru menyiapkan program pembangunan yang semakin memangkas potensi pemuda. Program ini merupakan program dunia yang diserukan oleh UN-youth yang dikenal dengan nama “abad pemberdayaan  positif pemuda”. Program tersebut menyebutkan bahwa ada dua prioritas utama yang harus ada dalam setiap program pembangunan suatu negara yaitu pemberdayaan ekonomi dan politik bagi kaum muda yang lebih massif lagi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya (un-youth.org). Program tersebut menuntut para pemuda untuk menjadikan dirinya terberdayakan semaksimal mungkin secara ekonomi dan politik. Konsekuensinya generasi muda disibukkan pada aktivitas pragmatis karena tuntutan ekonomi semata. Program ini juga telah mengikis karakter ideologis generasi muda, sehingga mereka tidak menyadari bahwa biang kerok  kerhancuran generasi adalah keserakahan kapitalisme.

Semestinya kita menyadari bahwa potensi strategis pemuda tidak boleh dibajak atas nama program apapun yang berasal dari sistem hidup kufur kapitalisme. Potensi strategis para pemuda tersebut akan terpancar kuat dan benar jika Negara ini memiliki visi politik yang shohih. Khilafah model negara menyejahterakan generasi dengan sistem politik ekonominya mengantarkan pada kesejahteraan ummat dengan terjaminnya seluruh kebutuhan pokok berupa pendidikan, kesehatan dan keamanan.

Dengan khilafah maka generasi muda akan terdidik dengan baik, karena sistem pendidikan merupakan metode utama dan langsung untuk melahirkan generasi islami. Sebab tujuan sistem pendidikan adalah untuk menghasilkan generasi yang berkepribadian islami (syakhshiyyah Islam), yang berbekal ilmu-ilmu yang diperlukan dalam kehidupan, baik ilmu keislaman (tsaqafah islam) maupun ilmu dalam cakupan sains dan teknologi. Sejarah membuktikan kegemilangan ilmu pengetahuan tekhnologi semua berasal dari peradaban islam. Demi terlahirnya generasi cemerlang keutuhan tanggung jawab negara tercermin dalam pelayanan kesehatan.

Pandangan Islam tentang kesehatan jauh melampaui pandangan dari peradaban manapun. Khilafah telah menjamin kesehatan generasi muda mulai dari sebelum dia lahir. Kesejahteraan khilafah telah menjadikan calon para ibu terdidik dengan baik, terpenuhi gizinya, fasilitas rumah sakit gratis, hingga bisa melahirkan anak dengan sehat dan selamat. Bahkan pada masa Khalifah Umar bin Khatthab mengeluarkan kebijakan bagi ibu yang mau menyusui anaknya diberikan gaji besar oleh Negara. Selain itu Khilafah juga mengatur tata pergaulan, media dan informasi serta sistem sanksi yang semuanya itu demi terwujudnya generasi muda cemerlang dengan predikat sebagai khoiru ummat (umat terbaik).

Karena itu arus kebangkitan pemuda haruslah dengan arus kebangkitan ideologis dan visioner. Kesadaran ideologis mengoptimalkan peran mereka untuk menghancurkan Kapitalisme sebagai biang kerok kerusakan generasi dan kesengsaraan ummat. Dengan demikian, para pemuda akan memiliki idealisme, semangat, dan intelektualitas yang benar sesuai ajaran Islam, sehingga mampu mewujudkan peradaban yang lebih tinggi bagi manusia dan alam semesta. Semua itu membutuhkan peran besar Negara Khilafah sebagai penanggungjawab seluruh kebutuhan rakyat.

Untuk itu generasi muda bersama Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:

  1. Prihatin terhadap keterpurukan generasi muda penerus kepemimpinan bangsa. Bangsa ini telah kehilangan generasi yang berkualitas akibat kesalahan sistemik penerapan ideologi Kapitalis. Di level pelajar dan mahasiswa banyak terjadi tawuran dan pergaulan bebas, juga karena budaya pragmatis yang membahayakan kualitas generasi.
  2. Pemberdayaan generasi muda dalam semua bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, dan sebagainya adalah upaya pembajakan potensi strategis generasi muda. Pembajakan tersebut diantaranya menjadikan generasi muda sebagai mesin produksi ekonomi riil semata (hanya di skala mikro-menengah), sementara mereka (Barat) tetap memonopoli akses sumber daya alam dan energy.  Dan  upaya mencegah kebangkitan ideologi islam yang shohih. Karena itu semestinya ada kritik tegas dan penolakkan agar generasi muda tidak terjebak arus pemberdayaan ala kapitalisme yang menipu dan mampu berpartisipasi penuh untuk perjuangan hakiki demi tegaknya Syariah dan Khilafah.
  3. Penegasan arus pergerakan kebangkitan generasi muda harus dengan arus kebangkitan ideologis dan visioner. Kesadaran ideologis mengoptimalkan peran mereka untuk menghancurkan Kapitalisme sebagai biang kerok kerusakan generasi dan kesengsaraan ummat. Kesadaran visioner dengan siap berjuang tegakkan khilafah model negara yang menyejahterakan generasi dan ummat.
  4. Solusi masalah generasi membutuhkan arus perubahan sistemik; melalui rancangan perubahan politik dan ekonomi yang menyeluruh, penerapan sistem pendidikan visioner untuk mencetak  generasi cemerlang, serta  mewujudkan lingkungan masyarakat yang islami, dengan penegakkan sanksi hukum yang tegas untuk mewujudkan peradaban gemilang.
  5. Satu-satunya sistem yang mendukung terwujudnya generasi cemerlang hanyalah sistem Islam yang berasal dari Allah Azza wa Jalla Dzat Yang Maha Mengetahui aturan yang baik bagi makhlukNya. Sistem Islam itu adalah sistem Khilafah Islamiyyah.
    1. Menyerukan kepada semua komponen bangsa untuk menyambut seruan tegas generasi muda untuk perjuangan khilafah. dan berjuang bersama bahu membahu  mewujudkan Khilafah Islamiyyah’ala minhaji nubuwwah.

Khilafah memiliki visi politik  untuk menjadi negara kuat dan terdepan telah memiliki langkah strategis termasuk pemberdayaan generasi muda. Generasi muda dalam negara Khilafah merupakan aset berharga, sosok dambaan umat, shaleh secara pribadi dan visioner memimpin peradaban. Khilafah dengan pengaturan integratif sistem politik-ekonomi, mampu menjamin kesejahteraan dengan terpenuhinya kebutuhan pokok sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan keamanan. Sistem Khilafah akan mewujudkan generasi cemerlang pemimpin peradaban dunia dan mengantarkan kaum muslimin menjadi ummat terbaik.

“Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia, kalian memerintahkan yang makruf, dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah.”

(Q.S. Ali Imran: 110).


Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia

Iffah Ainur Rochmah

TRIBUNNERS TERBARU


Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved