Kamis, 2 Oktober 2025

Mengenal Jenis Operasi Melangsingkan Tubuh

Jika penurunan berat badan dengan metode diet, olahraga, dan pengobatan tidak efektif, operasi baru dapat dilakukan.

Penulis: Agustina Rasyida
zoom-inlihat foto Mengenal Jenis Operasi Melangsingkan Tubuh
NET
Ilustrasi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Agustina N.R

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beauty is pain. Kalimat tersebut banyak dilontarkan perempuan yang ingin tampil cantik luar dan dalam. Salah satu kecantikan fisik yang ingin dicapai adalah tubuh ramping.

Lalu bagaimana bagi perempuan yang bertubuh subur? Program penurunan berat badan dengan maksimal akan ditempuh. Diet, olahraga, terapi akupuntur, sedot lemak, dan lainnya. Pada beberapa perempuan, proses tersebut memakan waktu lama, mereka ingin cepat dan instan. Tak dipungkiri operasi menjadi "juru kunci".

Menurut dr. Aaryan N. Koura, MD, konsultan bedah senior di Divisi Bedah Metabolik dari Tan Tock Seng Hospital, Singapura, mengatakan jika penurunan berat badan dengan metode diet, olahraga, dan pengobatan tidak efektif, operasi baru dapat dilakukan. Yaitu dengan bedah bariatrik atau bariatric surgery. Sebuah operasi untuk menurunkan berat badan pada pasien obesitas morbid (obesitas yang menyebabkan penyakit), setelah metode penurunan berat badan tidak tercapai.

"Tindakan ini dapat membantu pasien yang masuk golongan obesitas berat atau yang harus menurunkan berat badan hingga berpuluh kilogram," ujar Koura saat temu media, Jumat (2/11/2012), di Jakarta.

Operasi tersebut berbeda dengan operasi yang sifatnya kosmetik seperti sedot lemak atau tummy tuck yang fungsinya terbatas, untuk pengecilan lingkar badan dan bukan untuk menurunkan berat badan.

Di sisi lain, prosedur ini masih sangat jarang dilakukan oleh dokter bedah di Indonesia dan masih menuai kontroversi. Pasalnya salah satu jenis bedah bariatrik yang paling ringan adalah memasukkan balon ke dalam lambung.

"Dengan alat endoskopi akan dimasukan balon ke dalam lambung. kemudian balon akan dikembangkan, sehingga memberi sensasi kenyang," jelas Koura.

Prosedur tersebut dapat membantu pasien mengurangi asupan makanan. Namun, hasilnya tidak permanen dan kemungkinan besar berat badan akan naik lebih tinggi. Untuk itu, prosedur ini tidak disetujui oleh FDA di Amerika Serikat. Karena risikonya tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh.

Sementara itu, ada operasi yang lebih invasif yaitu gastric banding (Vertical Sleeve Gastrectomy) dan Roux-en-Y Gastric Bypass. Keduanya memiliki hasil yang lebih permanen dan efektif mengurangi berat badan. Operasi dilakukan dengan tehnik laparaskopi, sehingga tergolong operasi kecil dengan masa pemulihan yang singkat.

Vertical Sleeve Gastrectomy, secara permanen mengurangi 60-80% ukuran lambung, sehingga sensasi rasa lapar berkurang akibat produksi hormon Ghrelin yang juga berkurang.

"Saya banyak menyarankan operasi ini karena aman, efektif, dan tidak membutuhkan pengawasan pascaoperasi yang intensif."  

Roux-en-Y Gastric Bypass ialah proses pemotongan lambung dan menyambungnya dengan usus. Efek samping yang mungkin terjadi dari kedua prosedur tersebut antara lain mual, muntah, kemungkinan defisiensi vitamin, dan padaGastric Bypass kemungkinan terjadi pendarahan.

"Tindakan Gastric Bypass sangat disarankan bagi penderita diabetes yang kesulitan mengontrol pola makan. Pada sebagian besar pasien ditemukan tingkat gula darah menurun signifikan pascaoperasi," lanjutnya.

Namun demikian, efek samping lain dari operasi yang harus diwaspadai adalah berat badan kembali naik. Operasi semacam ini harus tetap diimbangi dengan perubahan pola perilaku, termasuk pengaturan pola makan. Karena, jika dipaksa makan dalam jumlah banyak, lambung pasien dapat kembali membesar.

Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved