Kamis, 2 Oktober 2025

AMCDRR 2012

Masih Ada 77 Meter Kubik Material

Gunung Merapi juga hingga kini masih menyisakan material yang siap luruh terbawa hujan.

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Masih  Ada 77 Meter Kubik Material
/SURATNO UNTUK TRIBUN JOGJA
Kawah baru gunug Merapi pascaerupsi 2010 diambil dari tepi kawah mati di sektor timur laut. Kawah itu berdiamter lebih kurang 400 meter dengan kedalaman sekitar 150 meter. (SURATNO UNTUK TRIBUN JOGJA)

TRIBUNNEWS.COM YOGYA -Selain ancaman bahaya awan panas, Gunung Merapi juga hingga kini masih menyisakan material yang siap luruh terbawa hujan. Dari survei terakhir yang dilakukan Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, diketahui masih ada sekitar 77 meter kubik material yang tersisa.

Kepala BPPTK, Subandriyo menjelaskan, material yang masih ada di wilayah barat mencapai sekitar 30 juta meter kubik. Sementara untuk wilayah selatan masih tersisa sekitar 40 juta meter kubik material sisa erupsi.

"Sungai Gendol memiliki endapan material paling banyak, sekitar 27 juta meter kubik. Sungai lain yang berhulu di Merapi besaran material yang tersisa adalah 9,3 juta meter kubik di Sungai Putih, Boyong sekitar 2,7 juta meter kubik dan Krasak sebanyak 8,6 juta meter kubik," ujar Subandriyo.

Ditambahkannya, material yang tersisa di sungai lain, seperti Woro mencapai 5,5 juta meter kubik, Senowo sebanyak 4,5 juta meter kubik, Trising sekitar 5 juta meter kubik, Apu sekitar 5,5 juta meter kubik, Pabelan mencapai 3 juta meter kubik dan Sungai Kalibawang sebanyak 1,1 juta meter kubik.

Diprediksi, banjir lahar hujan kemungkinan akan terjadi di kisaran bulan Desember, Januari atau Februari. Dimana pada bulan tersebut intensitas hujan akan semakin tinggi. Kewaspadaan terhadap potensi meluapnya material ini di bagian hilir sungai perlu ditingkatkan. Namun, untuk wilayah hulu relatif akan lebih aman

"Dalam waktu dekat belum akan terjadi banjir lahar hujan. Karena diperlukan intensitas hujan yang tinggi dan waktu cukup lama dibandingkan sebelumnya untuk meluruhkan material sisa erupsi," urai Subandriyo.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, memerkirakan puncak musim hujan akan terjadi pada bulan Januari sampai Februari 2013. Dimana curah hujan mampu mencapai lebih dari 200 milimeter dalam satu hari.

Untuk mengantisipasi terjadinya banjir lahar hujan di wilayah sungai yang berhulu di Merapi, BMKG akan melakukan up date perkembangan cuaca setiap tiga jam sekali. Kala musim penghujan sedang mencapai puncaknya.

Informasi mengenai prakiraan cuaca ini akan disampaikan secara langsung kepada relawan yang berada di lereng Merapi. Untuk kemudian disampaikan kepada masyarakat yang memiliki potensi tinggi wilayahnya terkena luapan banjir lahar hujan.

"Kami juga melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY mengenai berbagai informasi terkait cuaca. Agar antisipasi terjadinya luapan bisa dilakukan secara optimal," urai Kepala Stasiun Geofisika Kelas I BMKG Yogyakarta, Drs M Riyadi MSi. (mon/hdy)

Baca   Juga  :

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved