AMCDRR ke-5 di yogya
Delegasi dari negara asia pada hari ini, Senin(21/10/2012) menghadiri 5th Asian Ministerial Conference on Disaster Risk Reduction (AMCDRR ke-5)
TRIBUNNEWS.COM BANTUL – Delegasi dari negara asia pada hari ini, Senin(21/10/2012) menghadiri 5th Asian Ministerial Conference on Disaster Risk Reduction (AMCDRR ke-5). Konferensi yang pertama kali diadakan pada 2005 ini secara bergiliran diselenggarakan di negara asia.
Pada tahun 2012 ini Indonesia mendapat giliran sebagai tuan rumah. Dengan mengambil tema “Local Capaacity Building for Disaster Risk Reduction,”acara ini memberikan kesempatan kepada jajaran menteri negara yang terlibat untuk menegaskan kembali komitmen mereka dalam mewujudkan tujuan inti Hyogo Framework for Action (HFA) atau Kerangk aksi Hyogo yaitu membangun negara yang tahan bencana.
AMCDRR pertama kali diadakan oleh pemerintah China di Beijing pada Agustus 2005. Dari penyelenggaraan pertama ini dihasilkan Aksi Beijing untuk Pengurangan Resiko Bencana. Aksi ini merupakan suatu consensus untuk mendukung HFA dan menegaskan komitmen dan bersama negara-negara Asia-Pasifik untuk menerapkan aksi pengurangan resiko becana. Hal itu meliputi peningkatan kerjasama dan memperkuat mekanisme kerjasama yang telah ada.
Konferensi yang kedua diadakan di New Delhi,India,pada November 2007. Dalam konferensi ini dihasilkan deklarasi Delhi. Konferensi ini menegaskan kembali komitmen pemerintah yang tercakup dalam HFA dan menghasilkan persetujuan untuk memperluas konferensi tingkat menteri ini sebagai suatu cakupan regional dengan partisipasi dari pemerintahan nasional dan regional, organisasi subregional, lembaga-lembaga PBB, masyarakat sipil, ilmiah, dan teknik,sektor swasta dan media. Deklarasi Delhi juga menyerukan penguatan kemitraan dalam pengurangan resiko bencana yang melibatkan kemitraan pemerintah-swasta, partisipasi masyarakat sipil dalam taraf local dan nasional, dan juga keterlibatan media cetak dan elekttronik.
AMCDRR ketiga diselenggarakan di Kuala Lumpur pada Desember 2008. Bertema “Kemitraan multi-stakeholder untuk mengurangi resiko bencana di Asia-Pasifik,” konferensi ini ini disertai juga dengan satu fokus khusus pada Kemitraan Pemerintah dan Swasta dan berbasis komunitas dalam upaya pengurangan resiko bencana. Konferensi ini kemudian menghasilkan deklarasi KualaLumpur yang memperhatikan pentingnya keterlibatan komunitas dalam kegiatan pengurangan resiko bencana. Konferensi ketiga ini menyerukan keterlibatan dan penguatan pemerintah local dan masyarakat sipil.
AMCDRR keempat diadakan di Incheon, Korea pada 25-28 Oktober 2010. Mengambil tema “Pengurangan Resiko Bencana melalui Adaptasi Perubahan Iklim,”konferensi tersebut menghasilkan Deklarasi Incheon dalam pengurangan resiko bencana di Asia-Pasifik dan Rencana Aksi REMAP. Deklarasi ini menegaskan kembali komitmen negara-negara Asia_pasifik untuk menerapkan HFA dan menjadikan Pengurangan Resiko bencana dan Adaptasi perubahan Iklim sebagai prioritas dalam pembuatan kebijakan.
Dan jadilah AMCDRR kelima diadakan di Indonesia. Acara AMCDRR ke-5 ini dipusatkan di dua tempat. Asian Ministerial Conference on Disaster Risk Reduction (AMCDRR) ke-5 di Jogja Expo Center merupakan forum tukar pengalaman praktik sukses dan pendekatan inovatif dalam pelaksanaan HFA, khususnya lima prioritas aksi di tingkat nasional dan local. Sedangkan yang diadakan di Hotel Royal Ambarrukmo akan menampilkan pameran berbagai bentuk model pengurangan risiko bencana, baik melalui foto, brosur, buku dan sejumlah alat peraga lain. Sejumlah pemerintah negara-negara Asia, lembaga PBB, LSM internasional dan nasional, media, sektor swasta, masyarakat lokal serta pemangku kepentingan lainnya akan mengisi kegiatan di Hotel ambarrukmo ini.
AMCDRR ke-5 rencananya membahas tiga tema utama. Pertama, mengintegrasikan pengurangan risiko bencana di tingkat lokal dan mengadaptasikan perubahan iklim ke rencana pembangunan nasional. Kedua, mengkaji risiko di daerah dan pembiayaan. Ketiga, memperkuat tata kelola risiko daerah dan kemitraan.
Kepala Badan nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif Msi menjelaskan, konferensi ini bisa menjadi ajang tukar pikiran negara-negara Asia-Pasifik dalam mengurangi resiko bencana dan membangun negara yang tangguh, serta saling mendiskusikan agenda regional dan global.
“Sebagai suatu negara yang telah melewati berbagai bencana besar, Indonesia sangat tertarik untuk membagikan pengalamannya dalam penanggulangan dan pengurangan resiko bencana,” jelas Syamsul dalam sambutan tertulisnya.(toa)
Baca Juga :
- Rudy Tak Mau Dipanggil Pak Wali 8 menit lalu
- KPI Kaltim Sosialisasi Perizinan Penyiaran 21 menit lalu
- Delegasi 64 Negara Mulai Tiba di JEC 33 menit lalu