Pemilu 2014
Pemberitaan Korupsi Kader Demokrat Risiko Pemenang Pemilu
Menurut anggota Komisi I DPR, pemberitaan yang luar biasa aadalah risiko sebagai partai pemenang pemilu.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman menyatakan, turunnya suara Demokrat dikarenakan pemberitaan media yang luar biasa mengenai kader yang korupsi.
Pernyataan Hayono menanggapi hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), yang memperlihatkan dua pertiga pemilih Demokrat pada 2009, tidak mau memilih partai itu lagi karena skandal korupsi.
Menurut anggota Komisi I DPR, pemberitaan yang luar biasa aadalah risiko sebagai partai pemenang pemilu.
"Saya menghargai lembaga survei yang kredibel. Musibah satu partai, berkah untuk partai lain. Semua sudah tahu penurunan di Partai Demokrat tidak bisa dihindari, akibat pemberitaan yang luar biasa terhadap tokoh kami. Tidak bisa menyalahkan pemberitaan, karena itu risiko partai pemenang pemilu," tutur Hayono di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Minggu (14/10/2012).
Sepanjang sejarah parpol yang didirikan SBY, lanjutnya, cobaan terberat Demokrat adalah saat ini.
"Padahal, kami lahir ingin membawa sesuatu yang bersih. Mengatakan tidak pada korupsi, itu adalah ikon korupsi," imbuhnya.
Mantan Menpora mengaku bergabung dengan Demokrat pada 2003, karena menilai sosok SBY merupakan tokoh yang bersih.
Tapi, karena pemberitaan kasus korupsi, kredibilitas partai merosot tajam. Langkah yang telah dilakukan, kata Hayono, mengambil tindakan setelah ada keputusan hukum tetap.
Contohnya terhadap Angelina Sondakh, setelah ditetapkan sebagai tersangka, secara otomatis tidak menjabat sebagai Wasekjen Partai Demokrat.
"Kami tidak bisa ambil tindakan terhadap kader yang secara hukum belum terkena aturan internal. Mbak Angie sudah ditetapkan sebagai tersangka, jadi secara otomatis tidak jadi pengurus. Kalau orang Jawa bilang, jangan grusa grusu," jelasnya.
Hayono pun meminta SBY menaikkan kembali citra Demokrat, walaupun anomali dari survei elektabilitas SBY naik, tapi Demokrat turun.
"Kami berusaha lewat jaringan partai di DPR atau DPRD, tapi ternyata itu tidak cukup, karena kalah dengan peran media. Mohon doanya untuk dapat melakukan bedah rumah kami dengan baik," ucap Hayono. (*)
BACA JUGA