Jumat, 3 Oktober 2025

Pemilu 2014

IBC: Dana Pemilu Minimalis, Asal Tak Ciderai Demokrasi

Indonesia Budget Centre (IBC) tidak buru-buru mengiyakan wacana pilkada/pemilu serentak yang mampu menghemat anggaran Rp 150 triliun

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-inlihat foto IBC: Dana Pemilu Minimalis, Asal Tak Ciderai Demokrasi
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
KPU Kota Jakarta Pusat melakukan rekapitulasi penghitungan suara Pilkada DKI Jakarta putaran dua pada rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat kota, di Hotel Orchad Jakarta Pusat, Rabu (26/9/2012).

Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Eri Komar Sinaga

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Budget Centre (IBC) tidak buru-buru mengiyakan wacana pilkada/pemilu serentak yang mampu menghemat anggaran Rp 150 triliun, yang pernah dihembuskan anggota DPR Arif Wibowo.

"Saya pikir bisa ada efisiensi. Tapi harus dipikirkan kualitas demokrasi tidak terciderai. Kita harapkan proses demokrasi melahirkan pemimpin yang berkualitas dengan penggunaan anggaran yang minimalis," ujar Arif Nur Alam, di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (30/9/2012).

Memang, kata dia, KPU bisa menghemat anggatan dari inventarisir alat-alat atau logistik yang masih bisa digunakan semisal bilik suara atau daur ulang kertas suara.

Dikatakan Arif, untuk mendapatkan kulitas pemilu yang bagus dengan dana minimalis harus membongkar ulang pos-pos anggaran-anggaran tersebut. Apakah anggaran tersebut lebih tersedot untuk urusan administrasi atau kerja yang substansial.

"Kelihatannya di daerah-daerah tidak sedikit alokasi atau anggaran untuk pilkada diarahkan ke administrasi. Kurangi kunjungan luar negeri seperti yang dilakukan KPU dulu," jelas Arif.

KPU, lanjut Arif, harusnya memperkuat kualitas Sumber Daya Manusia, dan memperbaiki persoalan logistik agar tidak terjadi pembengkakan pada kertas suara, dan kualitas tinta tidak rendah.

"Kemudian harus ada perombakan aktor-aktor di hulu. KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) itu jangan orang-orang lama. Selama ini kan wataknya orangtua yang terbiasa dengan uang, kerja-kerja yang normatif," ujarnya.

Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved