Lindungi Anak Anda dari Flu Singapura

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Flu Singapura atau istilah medisnya Hand, Foot, and Mouth Disease, pernah melanda sejumlah anak di Depok, Jawa Barat pada awal Januari lalu.

Penyakit yang disebabkan oleh virus kerap mengincar anak-anak. Sedikit kasus yang ditemukan pada orang dewasa. Apa sebabnya?

"Penyakit ini umumnya sering terjadi pada anak di bawah lima tahun, karena sistem imun-nya belum sempurna, tapi bisa juga menyerang anak berusia sampai 10 tahun dan orang dewasa, meskipun jarang," ujar dr Ratna Kumalasari di KidZania Jakarta, Sabtu (39/9/2012).

Flu Singapura paling banyak disebabkan oleh virus Coxsackievirus A16 (paling umum) dan Enterovirus 71 (EV71), yang dapat menyebabkan komplikasi serius dan berakibat fatal.

Menurut Ratna, gejala flu singapura di antaranya demam sekitar satu sampai dua hari, kehilangan nafsu makan, radang tenggorokan, cepat lelah, dan muncul red spot atau bintik merah di dalam mulut yang sakit sekali di telapak kaki, tangan, lutut, atau siku.

"Flu Singapura berbeda dengan cacar. Kalau cacar kan warna putih, Flu Singapura bintik berwarna merah. Bisa sembuh sendiri sekitar tujuh sampai 10 hari, tapi harus ditangani, jika tidak bisa komplikasi," jelasnya.

Masa inkubasi, mulai masuknya virus sampai menimbulkan bintik merah, dapat memakan waktu tiga sampai lima hari, lalu disertai demam sekitar 38 derajat selama tiga hari, kemudian muncul bintik merah.

Sedangkan penularannya bisa melalui cairan bintik merah jika pecah, cairan di dalam hidung, air liur, bersin, batuk yang tidak ditutup, air seni, serta tinja.

"Jika anak terkena Flu Singapura, segera ke dokter. Jaga bintik merah agar tidak pecah, kalau pecah bisa menular ke daerah lain atau menularkan ke orang lain. Kalau sakit sebaiknya jangan ke sekolah dulu," papar Ratna. (*)

BACA JUGA