Sabtu, 4 Oktober 2025

Bom di Tambora

Ibunda Terduga Teroris: Paralon Punya Saya Buat Saluran Air

Namun, hal itu dibantah ibunda Agus dan Amir, Waenah (54).

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-inlihat foto Ibunda Terduga Teroris: Paralon Punya Saya Buat Saluran Air
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Kombes Boy Rafli Amar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri menyatakan menemukan sejumlah barang yang dicurigai sebagai material pembuat bom dari rumah kakak beradik, Agus Abdillah alias Jody (33) dan Muhammad Amirudin (27) di Perumahan Mutiara Gading Rievera Blok E2 nomor 33 RT 06/09, Tambun, Bekasi, Jawa Barat, Senin (17/9/2012).

Namun, hal itu dibantah ibunda Agus dan Amir, Waenah (54). Ia menegaskan, barang-barang yang diambil polisi dari rumahnya itu adalah peralatan untuk renovasi rumah dan alat kerja Agus.

Amir, yang istrinya kini tengah hamil dua bulan ini adalah teknisi (maintenance) mesin di PT Umeda, di kawasan industri Cibitung Bekasi. Sementara kakaknya Agus, tak memiliki pekerjaan tetap. Dalam kesehariannya, Agus suka memperbaiki telepon genggam.

"Itu barang-barang yang diambil untuk buat renovasi rumah, cuma tukangnya belum ada, dananya juga belum ada. Jadi, barang-barang itu buat renovasi," ujar Waenah di kediamannya, Tambun, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (18/9/2012).

Menurut Waenah, barang-barang yang dibawa polisi, yakni Ember, gergaji, golok, paralon, sejumlah hp rusak, dan kabel-kabel.

"Ember, bak cuci, hp itu memang bekas service hp sama Agus. Makanya saya kumpulin, saya masukin, takut orangnya nanya," jelasnya.

Waenah yang masih tampak bersedih karena dua anaknya di tangkap Densus 88 itu membantah, barang-barang yang disita dari rumahnya adalah material untuk membuat bom sebagaimana pernyataan pihak Polri.

"Paralon punya saya buat saluran air. Dikira buat apa, padahal itu punya saya," tandasnya.

Saat menggelar jumpa pers, Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen (Pol) Boy Rafli Amar, mengatakan barang bukti yang ditemukan di rumah Jody itu diduga material untuk membuat bom. Dan Jody berperan sebagai pihak orang yang menyiapkan dan menyiapkan bahan peledak kelompok Thorik.

Barang bukti yang disita itu, yakni urea nitrat sebanyak 1 kg, black powder sebanyak 3 kg, gotri kecil sebanyak 1/4 kg, swicthing sebanyak 7 buah, pipa paralon ukuran 1,5 inci sebanyak 2 meter, baterai 9 volt sebanyak 4 buah, baterai 12 volt sebanyak 10 buah.

Kemudian, transitor sebanyak 10 buah, ember untuk mengaduk bahan bom sebanyak 1 buah, beberapa lem besi, serta telepon genggam merk Nexian untuk timer sebanyak 1 buah.

Basroni (49), ketua RT setempat yang ikut menyaksikan penggeledahan yang dilakukan Densus 88 di rumah Waenah pasca-adzan Maghrin itu mengungkapkan, dirinya tak melihat ada urea nitrat maupun black powder yang dibawa oleh polisi.

"Saya ikut menyaksikan di dalam. Barang yang dibawa cuma golok, gergaji. (Urea nitrat, black powder) engga ada, kalau ember untuk aduk semen ada. Lalu, ada tester untuk mengukur AC-DC, ada hp tapi sudah rusak kabelnya berantakan. Mungkin baterainya ada di dalam tester itu," ungkap Basroni.

Setelah Densus 88 melakukan penggeledahan, lanjut Basaroni, sejumlah petugas berseragam Labfor Polri kembali masuk ke rumah Waenah. "Saya enggak ikut Labfor olah TKP. Katanya enggak boleh, saya nunggu di luar. Waktu keluar, mereka bawa barang di amplop coklat, enggak tahu isinya," ujar Basroni.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved