Tawuran Pelajar Dampak Tontonan Adegan Kekerasan
Ketua Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait mengatakan, maraknya aktifitas pelajar yang terlibat tawuran salah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait mengatakan, maraknya aktifitas pelajar yang terlibat tawuran salah satunya disebabkan adanya sebuah adegan kekerasan yang dipertontonkan anak.
Hal ini terbukti dengan maraknya peristiwa tawuran yang terjadi di wilayah Jakarta Timur, seperti di kawasan Buaran, Klender, Duren Sawit, belakangan ini membuat resah warga sekitar, tidak hanya pelajar yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut.
Korbannya seorang pria paruh baya, Rahiman (64) tewas tertabrak kereta di Klender, saat menghindari tawuran di jalan I Gusti Nguhrah Rai, Kamis (30/8) kemarin.
"Ini bisa jadi contoh yang buruk bagi anak. Karena bagaimanapun anak-anak itu senang meniru apa yang dilihatnya," ujar Arist saat ditemui Tribunnews.com di kantor Komnas PA, jalan TB. Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (31/8/2012).
Arist menjelaskan, selain menyaksikan langsung aktifitas kekerasan yang terjadi di sekitarnya, dapat dilihat dari kebiasaan anak lebih memilih tontonan yang mengandung kekerasan di berbagai media.
Menurutnya, tayangan tersebut terlihat dari setiap kali adanya pemberitaan mengenai perkelahian antar kelompok ormas ataupun antar warga.
"Mungkin faktor-faktor ini yang membuat remeja jadi bertidak seperi itu, Tentunya media pun harus bijak saat menayangkan sejumlah pemberitaan yang mengandung unsur kekerasan," ungkapnya.
Baca Juga: