Kasus Simulator SIM
Tanya Kenapa Para Jenderal Polisi Tinggal di Pondok Indah?
Petinggi Polri mendapat sorotan akhir-akhir ini menyusul kasus yang menjerat Gubernur Akpol Irjen Pol Djoko Susilo.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Petinggi Polri mendapat sorotan akhir-akhir ini menyusul kasus yang menjerat Gubernur Akpol Irjen Pol Djoko Susilo.
KPK telah menetapkan Djoko Susilo sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek pengadaan simulator kemudi motor dan mobil untuk pelayanan SIM di Korlantas Polri.
Kasus korupsi yang menjerat petinggi Polri ini tak urung dikaitkan dengan gaya hidup mewah para sang jenderal.
"Mana ada petinggi Polri yang tinggal di rumah dinas. Ada yang tinggal di (pemukiman elit) Pondok Indah dan lainnya, tanyakan kenapa?," kata Dosen Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Alfons Loemau dalam diskusi di gedung DPR RI Jakarta, Kamis (2/8/2012).
Jika gaya hidup mewah petinggi Polri ini karena memiliki bisnis maka sebenarnya itu tidak sesuai dengan ketentuan pejabat negara dilarang berbisnis.
"Kalau asalnya anak singkong (miskin) seperti saya ya susah (jadi mewah-mewahan)," kata Alfons.
Ditempat sama, anggota Komisi III DPR RI Eva K Sundari menegaskan, reformasi kelembagaan di Polri memang berjalan namun reformasi kultur macet total.
"Para jenderal korupsi dan hidup sangat bermewah-mewahan, dengan logika, duitnya darimana?" kata Eva.
Politisi PDIP ini menegaskan, kultur di Polri dimana bawahan juga melayani perwira dan jenderal, harus dijelaskan karena ini tidak akan bisa mewujudkan reformasi kultur di Polri.
"Saya dengar, kalau mau pindah dan atau naik pangkat, ada upeti. Bagaimana hal begini bisa terjadi. Kami sudah pernah tanyakan yang seperti ini ke Kapolri di rapat tapi ya jawabannya seperti itu," tukas Eva.
BACA JUGA: