Sabtu, 4 Oktober 2025

Gara-gara Ubi Suni Tega Hajar Sang Istri

Menurut Senti, diameter kayu yang dipukul ke tubuhnya berukuran tangan orang dewasa dengan panjang hingga siku tangan.

Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Gara-gara Ubi Suni Tega Hajar Sang Istri
net
ilustrasi

Laporan Wartawan Pos Kupang, Servan Mammilianus

TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Nasib sial dialami Senti Sasi (26), Senin (30/7/2012) pagi. Saat itu dia dihajar menggunakan sebatang kayu oleh suaminya sendiri, Marianus Suni (29) hingga kakinya bengkak.

Menurut Senti, diameter kayu yang dipukul ke tubuhnya berukuran tangan orang dewasa dengan panjang hingga siku tangan.

"Tadi pagi saya sedang masak ubi, terus ada kakak datang kasih ubi juga yang sudah dimasak.

Suami saya makan dan saya minta tetapi dia tidak kasih. Dia bilang saya tunggu saja ubi yang sedang saya masak. Saya lalu membanting piring yang ada nasinya ke tanah. Hanya karena itu, suami saya pukul saya pakai kayu, di kaki dan bagian belakang badan saya sebanyak lima sampai enam kali. Dia juga pukul di kepala dan menampar saya," kata Senti, sambil menangis saat ditemui di Polres Kupang Kota, Senin (30/7/2012).

Kejadian yang dia alami tersebut berlangsung sekitar pukul 07.00 Wita. Dalam keadaan sakit, Senti lalu menuju Polres Kupang Kota menggunakan jasa ojek setelah mendapat perilaku tak terpuji dari suaminya itu.

Sampai di Polres sekitar pukul 08.00 Wita dan dia melaporkan itu ke petugas kepolisian yang berjaga. Sebanyak 3 orang petugas kepolisian lalu mengantar Senti ke Rumah Sakit Bhayangkara Kupang, untuk divisum. Setelah itu, petugas kepolisian bersama Senti, menjemput suaminya di rumah mereka di RT 017 RW 005 Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Oebobo Kota Kupang.

Suaminya berhasil dijemput dan diangkut ke Mapolres. Namun walaupun sang istri, Senti, selalu menangis merintih kesakitan, dia tidak mau suaminya diproses lebih lanjut.

"Tidak usah Pak. Biar langsung pulang saja untuk urus anak," kata Senti saat polisi hendak menahan suaminya. Keduanya baru menjalin hubungan suami istri selama dua tahun dan telah memiliki momongan satu orang berusia satu tahun lebih.

Sehari-hari Marianus, sang suami bekerja sebagai tukang bangunan. Setelah dimintai keterangan, sang suami membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi lagi perbuatannya.

Selanjutnya, keduanya pulang menggunakan sepeda motor. Tetapi saat pulang, Senti sulit berjalan ke arah sepeda motor dan terlihat terpincang-pincang sehingga harus dipapah oleh suaminya. Dengan air mata yang yang masih membasahi pipinya, Senti akhirnya berhasil naik ke sepeda motor dengan dibantu oleh beberapa orang petugas kepolisian.

Baca Juga:

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved