Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Bersenjata Alasan Imigran Sri Lanka ke Indonesia

Konflik politik bersenjata terus terjadi antara pemerintah Sri Lanka dengan gerakan pembebasan macan Tamil (Liberation Tigers of Tamil Eelam/LTTE)

Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Konflik Bersenjata Alasan Imigran Sri Lanka ke Indonesia
Tribun Lampung/Dedi Sutomo
Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Bakauheni kembali berhasil mengamankan 6 imigran gelap asal Sri Lanka. Keenam imigran gelap asal Sri Lanka tersebut diamankan petugas saat hendak membeli tiket menyeberang ke Pelabuhan Merak Banten, Sabtu (28/7/2012) sekitar pukul 13.30 WIB.

TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Konflik politik bersenjata terus terjadi antara pemerintah Sri Lanka dengan gerakan pembebasan macan Tamil (Liberation Tigers of Tamil Eelam/LTTE), menjadi alasan utama keenam imigran gelap asal negara tersebut yang diamankan oleh KSKP Bakauheni untuk datang ke Indonesia.

Menurut Santhirasekaram Parthipan, satu dari enam orang imigran gelap yang dapat berbicara dalam bahasa Inggris, akibat konflik politik bersenjata di negaranya sudah cukup banyak warga negara mereka yang meninggal dunia. Dan masyarakat di negara Sri Lanka pun, hidup dalam bayang-bayang kekhawatiran dan ketakutan.

Mereka melihat Indonesia merupakan negara yang aman. Dan mereka melihat banyak warga asal Sri Lanka yang menetap di Indonesia dapat sukses.

"Kami sudah bosan dengan berbagai pertikaian politik yang menyebabkan masyarakat di negara kami sengsara. Dan kami ingin mencari penghidupan yang lebih layak dan damai," ungkap Santhirasekaram kepada Tribun Lampung (Tribun Network), Minggu (29/7/2012).

Santhirasekaram menceritakan bahwa mereka pergi dari negaranya melalui jalur darat menuju Malaysia dengan berbekal passport dan visa kunjungan budaya. Namun sesampai di negeri Jiran tersebut passport dua dari mereka hilang.

Selama berada di negeri Jiran Malaysia, mereka merasa kurang nyaman dan sulit untuk mencari pekerjaan. Mereka pun mendapatkan informasi bahwa di Indonesia memiliki penghidupan yang lebih baik. Akhirnya mereka pun kemudian memutuskan untuk pergi ke Indonesia.

Menurut pengakuannya, untuk dapat masuk ke Indonesia, menggunakan jasa nelayan dengan membayar 950 Ringgit Malaysia. (ded)

Baca Juga:


Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved